
PWMU.CO – Memasuki pertengahan Ramadan 1446 Hijriah, Kajian Ramadan yang dilaksanakan setiap hari setelah Shubuh di Masjid KH Faqih Oesman, yang berada di kompleks Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), tetap istiqamah berjalan.
Kajian Ramadan di Masjid KH Faqih Oesman ini tidak hanya menjadi ajang menambah ilmu, tetapi juga mempererat ukhuwah Islamiyah antarjamaah. Banyak di antara mereka yang datang bersama keluarga atau teman, saling berbagi pengalaman serta semangat dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadan.
Seperti pada Sabtu ini (15/3/2025), suasana tampak khidmat saat pemateri, Ustadz Mahbub Ihsan SHI MH menyampaikan materi dengan tema “Jangan Remehkan Sedekah Walau Sedikit.” Jamaah duduk dengan tenang dan menyimak dengan penuh antusias.
Kegiatan ini dirangkai dengan shalat malam yang dilaksanakan pada pukul 02.00-03.00 WIB, kemudian dilanjutkan dengan sahur bersama dan shalat Shubuh berjamaah.
Dalam materinya, Ustadz Mahbub menjelaskan makna QS Al-Humazah ayat 1 dan 2, “Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitungnya”.
Ia menekankan bahwa dalam kehidupan dunia yang sementara ini, manusia hendaknya gemar bersedekah. Sebab, pada hakikatnya, harta yang kita miliki hanyalah titipan dari Allah SWT dan akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat.
Ustadz Mahbub juga mengutip QS. Al-Munafiqun ayat 10, yang menggambarkan penyesalan orang yang telah meninggal dan berharap dapat dibangkitkan kembali agar bisa bersedekah dan menjadi orang shaleh.
“Oleh karena itu, selama kita masih diberikan kesempatan hidup di dunia, hendaknya kita memperbanyak sedekah serta amal shaleh lainnya sebagai bekal untuk kehidupan di akhirat,” tuturnya.
Selanjutnya, ia juga menyitir sebuah hadits yang berbunyi: “Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. At-Tirmidzi).
Ustadz Mahbub juga menekankan bahwa bersedekah tidak harus dengan harta yang banyak atau barang yang mahal. Cukup sesuai dengan kemampuan kita, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
فَاتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَة
Artinya: “Jagalah diri kalian dari neraka meskipun hanya dengan sedekah setengah biji kurma. Barangsiapa yang tak mendapatkannya, maka ucapkanlah perkataan yang baik.” (HR. Bukhari).
Berikutnya, ia juga menyampaikan berbagai macam bentuk sedekah. Menurutnya, sedekah tidak selalu berupa pemberian materi kepada orang lain. Namun, sedekah juga memiliki berbagai bentuk lainnya, di antaranya:
1. Sedekah dengan senyuman
تَبَسُّمُكَ في وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ
Artinya: “Senyum manismu di hadapan saudaramu adalah sedekah.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Baihaqi).
“Saat kita bertemu dengan saudara kita dan kita senyum, itu termasuk dengan sedekah,” ujarnya.
2. Sedekah dengan tenaga dan pikiran
Sedekah tidak selalu berbentuk harta, tetapi juga bisa berupa tenaga dan pikiran. Misalnya, menjadi relawan saat terjadi bencana, membantu saudara yang sedang kesusahan, atau berkontribusi sebagai pengurus masjid.
3. Sedekah dengan Ilmu
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
Artinya: “Sebaik-baik diantara kalian adalah yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya”. (HR. Bukhari).
“Seandainya manusia saat ini merasakan kondisi tersebut, pasti sudah terbakar karena panas yang luar biasa. Oleh karena itu, pada hari kiamat, manusia sangat membutuhkan naungan. Salah satu naungan yang disebutkan dalam hadis adalah sedekah,” tegasnya.
Kemudian, Ustadz Mahbub mengutip hadits riwayat Al-Baihaqi:
كُلُّ امْرِئٍ فِي ظلِّ صَدَقَتِهِ حَتَّى يُفْصَلَ بَيْنَ النَّاسِ
Artinya: “Setiap orang berada di bawah naungan sedekahnya (pada hari kiamat) hingga diputuskan perkara di antara manusia.” (HR. Al-Baihaqi). (*)
Penulis Jessica Aprilia Editor Ni’matul Faizah