
PWMU.CO – Para santri Pesantren Takhassus MTs Muhammadiyah 6 (Muhsix) Sugihan Solokuro mengikuti kajian sore tentang keutamaan salat berjamaah pada Ahad (10/03/2024). Tidak hanya mendapatkan materi keislaman, mereka juga mempraktikkan langsung tata cara salat berjamaah yang benar, termasuk bagaimana bersikap ketika menjadi makmum masbuk.
Kegiatan tersebut bertempat di madrasah, kajian dimulai pukul 16.30 WIB. Sebagai pemateri, Amin Nuryadin menekankan bahwa salat berjamaah memiliki banyak keutamaan dibandingkan salat sendirian.
“Salat berjamaah memiliki keutamaan 27 derajat lebih tinggi daripada salat sendiri. Selain itu, salat berjamaah juga mendidik kita untuk disiplin dan menjaga kebersamaan dalam menjalankan ibadah,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa salat berjamaah menjadi sarana untuk mempererat ukhuwah Islamiyah di antara sesama Muslim.
Praktik Salat Berjamaah
Setelah pemaparan materi, para santri langsung diarahkan untuk mempraktikkan tata cara salat berjamaah. Ustadz Amin membimbing mereka dalam membentuk shaf yang lurus dan rapat sesuai dengan tuntunan Rasulullah Saw.
“Pastikan shaf lurus dan rapat. Jangan ada celah di antara kalian, karena syaitan bisa masuk di dalamnya,” pesannya.
Mereka dilatih bagaimana mengatur bacaan dengan tartil, menjaga tempo dalam gerakan salat, serta memastikan makmum dapat mengikuti dengan baik. Selain itu, para santri juga dibimbing untuk menjadi makmum yang baik, mengikuti gerakan imam dengan tertib dan tidak mendahului takbir imam.
Bagian penting dalam sesi praktik ini adalah simulasi bagaimana jika seorang santri datang terlambat dan menjadi makmum masbuk. Amin menjelaskan bahwa makmum masbuk adalah makmum yang mendapati imam sudah dalam posisi ruku’ atau gerakan lainnya setelah takbiratul ihram.
“Jika kalian datang saat imam sudah ruku’, segera takbiratul ihram, lalu langsung ruku’ tanpa membaca doa iftitah. Jika kalian mendapati imam dalam sujud, maka segeralah takbiratul ihram, lalu langsung ikuti gerakan imam,” jelasnya sambil memberikan contoh gerakan.
Para santri pun mencoba mempraktikkan berbagai skenario, seperti datang ketika imam sudah ruku’, saat sujud, atau di rakaat akhir. Ustadz Amin mengingatkan bahwa makmum masbuk harus menambah jumlah rakaat yang tertinggal setelah imam salam.
“Jangan lupa, ketika imam salam, makmum masbuk tidak ikut salam, tetapi berdiri untuk menyempurnakan rakaat yang kurang,” tambahnya.
Setelah sesi praktik selesai, Ustadz Amin mengingatkan para santri untuk senantiasa menjaga salat berjamaah dan memahami aturan-aturannya dengan baik. Ia berharap kebiasaan ini terus dipraktikkan di pesantren maupun di luar pesantren.
“Salat berjamaah adalah ibadah yang penuh berkah. Jika kita membiasakan diri untuk berjamaah dan memahami aturannya, insyaAllah kita akan menjadi hamba yang lebih disiplin dan dekat dengan Allah,” tuturnya.
Para santri tampak lebih memahami pentingnya shalat berjamaah dan bagaimana menghadapinya dalam berbagai kondisi setelah mengikuti kajian dan praktik ini.
Penulis Wahidul Qohar Editor Amanat Solikah