
PWMU.CO – Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Karangasem (Mamsaka) Paciran, Lamongan, mengisi kegiatan belajar mengajar di bulan Ramadan dengan praktik pemulasaraan jenazah pada Ahad (16/3/2025) di Masjid Al Karomah, Padeg, Sumurgayam, Paciran, Lamongan.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) yang menekankan pentingnya melaksanakan kegiatan yang bermanfaat untuk meningkatkan iman dan takwa, menanamkan akhlak mulia, mengembangkan jiwa kepemimpinan, serta mendorong keterlibatan dalam kegiatan sosial yang membentuk karakter mulia dan kepribadian utama selama bulan Ramadan.
Pelaksanaan praktik pemulasaraan jenazah ini diikuti oleh seluruh siswa Mamsaka. Mereka mendapatkan bimbingan langsung dari para modin yang berpengalaman dalam tata cara mengurus jenazah sesuai syariat Islam. Mulai dari memandikan, mengafani, menshalatkan, hingga memahami proses penguburan jenazah, seluruh materi dipraktikkan secara langsung dengan menggunakan siswa sebagai peraga.
Kepala Mamsaka, Purwanto MPd menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk membekali siswa dengan ilmu fardhu kifayah yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat.
“Keterampilan ini bukan hanya sekadar teori yang diajarkan di kelas, tetapi juga harus dipraktikkan agar siswa memiliki pemahaman yang mendalam dan siap mengamalkan ketika dibutuhkan,” ujarnya.
Menurut Purwanto, bulan Ramadan menjadi momen yang tepat untuk kegiatan semacam ini karena selain meningkatkan pemahaman agama, siswa juga lebih fokus dalam belajar dengan suasana yang lebih khusyuk.
“Kami berharap setelah mengikuti praktik ini, siswa dapat menerapkan ilmu yang mereka peroleh dalam kehidupan sehari-hari dan turut berkontribusi dalam masyarakat,” tambahnya.
Selama sesi praktik, para siswa menunjukkan antusiasme yang tinggi. Mereka bergiliran mencoba setiap tahapan pemulasaraan jenazah, mulai dari membasuh anggota tubuh jenazah dengan benar, mengafani sesuai sunnah, hingga memahami doa dan tata cara shalat jenazah.
Ketua panitia kegiatan, Ustaz Andi Vidiyanto menuturkan bahwa pemahaman tentang pemulasaraan jenazah perlu ditanamkan sejak dini agar generasi muda tidak canggung ketika dihadapkan pada kondisi yang mengharuskan mereka berperan dalam mengurus jenazah.
“Sering kali, dalam masyarakat kita, pemulasaraan jenazah hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu. Padahal, ini merupakan kewajiban kolektif yang seharusnya dipahami oleh setiap individu,” jelasnya.
Selain praktik pemulasaraan jenazah, selama bulan Ramadan, Mamsaka juga mengadakan berbagai kegiatan keagamaan lainnya, seperti kajian keislaman, tadarus al-Quran, dan pelatihan ceramah bagi siswa. Program ini dirancang untuk menanamkan nilai-nilai keislaman sekaligus membentuk karakter siswa yang lebih religius dan peduli terhadap lingkungan sosialnya.
Dengan adanya kegiatan ini, Mamsaka terus berkomitmen untuk mengembangkan pendidikan berbasis nilai-nilai Islam yang tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan, tetapi juga membentuk siswa yang memiliki kepedulian sosial dan kesiapan untuk terlibat dalam kehidupan bermasyarakat. (*)
Penulis Wahidul Qohar Editor Ni’matul Faizah