
PWMU.CO – Di sudut ruang ujian, seorang siswa tampak menatap tayangan soal di layar ponsel dengan serius. Pena di tangannya sesekali berhenti, seolah berpikir keras sebelum kembali bergerak menuliskan jawaban.
Tak jauh dari situ, seorang pengawas berjalan perlahan, mengawasi dengan penuh perhatian. Suasana tegang bercampur harapan tergambar di wajah mereka. Ini bukan sekadar ujian, melainkan langkah terakhir sebelum mereka melangkah menuju masa depan.
Sejak Jumat (14/3/2025), sebanyak 175 siswa kelas XII SMA Muhammadiyah 3 (Smamuga) Tulangan, Sidoarjo, mengikuti Penilaian Sumatif Akhir Jenjang (PSAJ). Ujian ini akan berlangsung selama sepekan ke depan hingga Jumat (21/3/2025).
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Imatul Mufidah SPd menjelaskan bahwa PSAJ bukan sekadar formalitas akademik, melainkan juga salah satu pertimbangan utama dalam menentukan kelulusan siswa.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap siswa benar-benar siap, baik secara akademik maupun mental, untuk menghadapi tantangan di dunia nyata. Oleh karena itu, kami melibatkan semua guru dalam kepengawasan ujian agar suasana lebih dinamis dan siswa tidak merasa jenuh,” ungkapnya.
Lebih dari Sekadar Angka, Ini Tentang Perjuangan
Di balik deretan angka dan nilai, PSAJ sejatinya menjadi refleksi atas perjuangan siswa selama tiga tahun. Matematika, Bahasa Indonesia, Fisika, hingga mata pelajaran peminatan dan muatan lokal, semuanya kini diuji dalam satu kesempatan.
Tak hanya itu, ujian ini juga melatih keterampilan berpikir kritis, analitis, serta manajemen waktu. Setiap soal menguji seberapa jauh pemahaman mereka, seberapa dalam mereka bisa menganalisis, dan seberapa efektif mereka menyelesaikan soal dalam waktu 90 menit.
“Kami berharap PSAJ ini menjadi ajang pembuktian bagi siswa, bukan hanya dalam hal akademik, tetapi juga dalam kesiapan mereka menghadapi dunia yang lebih luas,” ujar Imatul Mufidah.
Untuk menjaga objektivitas penilaian, sekolah tidak hanya mengandalkan ujian tertulis. Asesmen praktik juga diterapkan sebagai bagian dari evaluasi. Dengan begitu, nilai akhir akan menjadi representasi yang lebih adil terhadap kemampuan siswa.
“Kami ingin menghindari ketimpangan nilai. Maka dari itu, kami merata-ratakan hasil tes tertulis dan praktik agar setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk menunjukkan potensi mereka,” tambahnya.
Selain itu, digitalisasi juga diterapkan dalam pelaksanaan ujian ini. Kolaborasi dengan platform Quipper menjadi salah satu upaya Smamuga dalam memastikan sistem asesmen berjalan lancar dan lebih modern.
Pesan Haru dari Kepala Sekolah
Di tengah atmosfer serius dan penuh ketegangan, Kepala SMA Muhammadiyah 3 Tulangan, Hartatik SPd menyampaikan pesan yang menyentuh hati bagi seluruh siswa kelas XII.
“Anak-anak, ini adalah titik terakhir kalian sebagai siswa SMA. Ujian ini bukan akhir dari segalanya, tetapi justru awal dari perjalanan yang lebih besar. Hadapi dengan tenang, percaya diri, dan jangan lupa berdoa,” pesannya penuh harapan.
Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga disiplin, baik dalam hal kehadiran, kesiapan perlengkapan ujian, maupun kerapian seragam.
“Dengan persiapan yang matang, kami yakin kalian bisa melewati ini dengan baik. Kami semua mendoakan kesuksesan kalian. Semoga setiap langkah yang kalian ambil membawa kalian lebih dekat pada impian masing-masing,” tambahnya.
Dan ketika PSAJ ini berakhir, mungkin akan ada air mata yang jatuh. Bukan karena sulitnya soal, tetapi karena kesadaran bahwa perjalanan mereka sebagai siswa SMA telah sampai di garis akhir. Namun, di balik itu, ada satu keyakinan yang terpatri di hati mereka, yakni masa depan telah menanti, dan mereka siap untuk menghadapinya.
Penulis Zulkifli Editor Zahra Putri Pratiwig