
PWMU.CO – Dalam suasana penuh hikmah di bulan suci, Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Kabupaten Lamongan melalui Bidang Tabligh dan Kajian Keislaman (TKK) menggelar Kajian Ramadhan sekaligus Refleksi Milad IMM ke-61 pada Selasa (18/3/2025) sore.
Bertempat di Masjid Uswah Hasanah Rumah Ikatan, kajian ini mengusung tema “Ramadhan dan Kepemimpinan Profetik” dengan menghadirkan narasumber Ma’bad AlfarisiMPd dan Ketua Bidang TKK DPD IMM Jawa Timur, Moch Muzaki.
Hadir dalam acara ini Ketua Umum PC IMM Lamongan, Alexi Candra, beserta jajarannya serta perwakilan Pimpinan Komisariat se-Cabang Lamongan.
Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk merefleksikan peran kader IMM dalam membawa nilai-nilai kepemimpinan profetik di tengah dinamika zaman.
Refleksi Milad IMM ke-61
Dalam sambutannya, Ketua Umum PC IMM Lamongan, Immawan Alex, menekankan bahwa usia IMM yang telah mencapai 61 tahun adalah pencapaian yang patut disyukuri sekaligus menjadi tantangan untuk terus berkembang.
“IMM bukan lagi organisasi yang baru lahir. Kini saatnya kita semakin mawas diri dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Kita ingin IMM tetap menjadi organisasi profesional yang moderat, mampu menjawab tantangan era modern tanpa meninggalkan nilai-nilai keislaman dan keilmuan,” ujar Alex.
Ia juga mengajak seluruh kader IMM untuk menjadikan bulan Ramadhan sebagai sarana refleksi diri, terutama dalam meneladani kepemimpinan Nabi Muhammad Saw.
“Kepemimpinan profetik yang diwariskan oleh Rasulullah bukan sekadar teori, tetapi praktik nyata yang mengandung nilai amanah, shiddiq, fathanah, dan tabligh.”
“Saya berharap teman-teman IMM dapat merefleksikan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam organisasi maupun dalam berinteraksi dengan masyarakat,”* harapnya.

Meneladani Kepemimpinan Para Nabi: Misi Besar Seorang Khalifah
Sementara itu, Ketua Bidang TKK DPD IMM Jatim, Moch Muzaki, dalam paparannya menjelaskan bahwa konsep kepemimpinan profetik berasal dari kata prophetes dalam bahasa Yunani, yang berarti kenabian.
“Para nabi diutus dengan tiga misi utama: menjadi khalifah di bumi, membawa petunjuk bagi umat manusia, dan mengingatkan masyarakat agar kembali ke jalan yang benar,” jelasnya.
Ia mengutip Surat al-Baqarah ayat 30 yang menegaskan bahwa manusia diciptakan sebagai khalifah di bumi. Peran ini bukan hanya sekadar jabatan, tetapi amanah besar untuk menjaga keseimbangan dunia.
“Allah menciptakan manusia untuk mengatur dan menjaga keseimbangan di bumi. Ini tugas yang sangat mulia, tetapi juga penuh tantangan. Kita sebagai kader IMM, sebagai intelektual Muslim, harus memahami bahwa kepemimpinan bukan tentang kekuasaan, tetapi tentang tanggung jawab untuk menegakkan keadilan dan kesejahteraan,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa para nabi diutus pada masyarakat yang sedang mengalami krisis moral dan spiritual. Seperti Nabi Ibrahim yang menghadapi penyembah berhala, Nabi Isa yang diutus kepada kaum Nasrani, dan Nabi Muhammad yang datang di tengah masyarakat jahiliyah.
“Jika kita melihat kondisi saat ini, ada banyak ketimpangan sosial dan ketidakadilan. IMM sebagai organisasi intelektual Islam harus hadir untuk mengingatkan, mengoreksi, dan membawa masyarakat kembali kepada nilai-nilai kebenaran,” ujarnya.
Di akhir pemaparannya, Muzaki mengajak seluruh kader IMM untuk tetap teguh dalam meneladani perjuangan para nabi, meskipun penuh tantangan.
“Bersabarlah, berdoalah, dan hayatilah perjuangan para nabi. Kita akan menemukan makna pengorbanan, ketahanan, dan keikhlasan mereka dalam menegakkan kalimat tauhid,” tutupnya dengan penuh semangat.
Melalui momentum Ramadhan dan refleksi Milad ke-61, PC IMM Lamongan menegaskan kembali komitmennya untuk terus bergerak dalam dakwah dan perjuangan intelektual. (*)
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Editor Azrohal Hasan
