
PWMU.CO – Dosen Prodi Kesejahteraan Sosial (Kesos) Universitas Muhammadiyah Madiun (Ummad/UMJT), Wariyatun SSos MAAPD menjadi konsultan penelitian organisasi perlindungan anak Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), United Nations Children’s Fund (UNICEF).
Bersama dosen Universitas Ratu Samban, Bengkulu, Susi Handayani MA, Wariyatun bakal menjadi konsultan penelitian UNICEF terkait persoalan sunat perempuan yang terjadi di Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Wariyatun bercerita awal mula ia menjadi konsultan peneliti UNICEF mengenai sunat perempuan di Jawa Timur dan NTB tersebut.
Menurut Wariyatun, UNICEF pada awalnya membuka call for proposal mengenai persoalan female genital mutilation (FGM). Hal itu diketahuinya dengan diberitahu oleh kawan dosen dari Bengkulu, yaitu Susi Handayani MA yang mengajar di Universitas Ratu Samban, Bengkulu.
“Apply (melamar) tender awalnya. Ada kawan dosen dari Bengkulu yang memberitahu. Terus kami susun proposal, ikut apply, (akhirnya) lolos,” ungkap Wariyatun, Rabu (19/03/2025).
Wariyatun menerangkan, biasanya oleh pihak yang menawarkan tender akan dilihat Curriculum Vitae (CV) pihak yang mengajukan apply.
“Pengalaman-pengalaman serupa di masa lalu ada atau tidak? Pengalaman kerja di bidang itu (yang ditenderkan) ada atau tidak. Pengalaman bekerja dengan lembaga internasional ada atau tidak,” terang Wariyatun.
Study Awal
Wariyatun menyampaikan saat ini ia bersama Susi Handayani sudah berada di lapangan melakukan penelitian mengenai sunat perempuan sebagai bentuk baseline study atau study awal seperti yang diharapkan UNICEF.
Baseline study ini digunakan untuk memetakan persoalan awal sebelum membuat desain intervensi program sosial dijalankan.
“Waktu untuk baseline study itu Maret-Mei 2025. Jadi kami meneliti praktiknya (sunat perempuan). Alasan yang melatarbelakangi (sunat perempuan), di lapangan kita mencari tahu,” ungkap Wariyatun.
Ajak Mahasiswa
Tak hanya berdua dengan Susi Handayani, Wariyatun mengajak mahasiswa Prodi Kesos dan Ilkom Ummad (UMJT) untuk ikut serta dalam penelitian tersebut untuk melakukan pengolahan data hasil penelitian (asisten peneliti).
“Saya yang ke lapangan. Mahasiswa bantu olah data,” ujar Wariyatun. Agar mahasiswa memahami apa yang harus dilakukan, mereka mendapat pembekalan dari Wariyatun dan kawan dosennya yang dilakukan secara online via Zoom.
Alasan Wariyatun mengajak mahasiswa Ummad dalam penelitiannya adalah sebagai salah satu cara menjadikan mahasiswa mampu menjadi asisten peneliti yang menjadi isi dari profil lulusan mahasiswa Kesos Ummad.
“Salah satu strategi untuk mencapai profil lulusan ini adalah mahasiswa perlu dibekali teori maupun praktik persoalan sosial. Isu tentang FGM sangat dekat dengan permasalahan yang perlu diintervensi oleh para pekerja sosal,” terang Wariyatun.(*)
Penulis Pujoko Editor Zahrah Khairani Karim