PWMU.CO – Seruan takbir membahana setelah Bung Tomo selesai menyampaikan pidato di Radio Republik Indonesia. Ultimatum yang disampaikan NICA kepada Indonesia membuat geram arek-arek Suroboyo.
Terjadilah pertempuran di Surabaya yang menewaskan Jendral WS Mallaby. Ada pula penyobekan dan penurunan bendera Belanda yang diganti dengan bendera merah putih. Hotel Yamato sebagai saksi bisu kejadian tersebut.
Itulah drama kolosal yang diperagakan oleh siswa-siswa Berlian School—nama populer SD Muhammadiyah 2 GKB—dalam kegiatan peringatan Hari Pahlawan, di halaman sekolah, dI perumahan Pondok Permata Suci (PPS), Gresik, Jum’at,(10/11/17).
“Sangat menyenangkan sekali, apalagi saya bisa mendengar langsung suara asli Bung Tomo,“ tutur Tsabita Ghaniya, siswa kelas 4.
Kegiatan yang diawali dengan upacara bendera ini dihadiri Komandan Koramil (Danramil) 0817/06 Manyar, Kapten Infantri Sali, yang bertindak sebagai pembina upacara.
Dalam amanat, Kapten Inf Sali menyampaikan pentingnya meneladani perjuangan pahlawan. “Yang terpenting adalah bagaimana jiwa kepahlawanan itu tumbuh dalam dada pemuda, khususnya pelajar,” ujarnya.
Dengan semangat inilah, tutur dia, diharapkan akan muncul prestasi-prestasi yang membanggakan bangsa dan negara. “Ingat, jauhi narkoba karena itu akan merusak masa depanmu,“ pesanya. (Khoirul Anam)
PWMU.CO – Seruan takbir membahana setelah Bung Tomo selesai menyampaikan pidato di Radio Republik Indonesia. Ultimatum yang disampaikan NICA kepada Indonesia membuat geram arek-arek Suroboyo.
Terjadilah pertempuran di Surabaya yang menewaskan Jendral WS Mallaby. Ada pula penyobekan dan penurunan bendera Belanda yang diganti dengan bendera merah putih. Hotel Yamato sebagai saksi bisu kejadian tersebut.
Itulah drama kolosal yang diperagakan oleh siswa-siswa Berlian School—nama populer SD Muhammadiyah 2 GKB—dalam kegiatan peringatan Hari Pahlawan, di halaman sekolah, dI perumahan Pondok Permata Suci (PPS), Gresik, Jum’at,(10/11/17).
“Sangat menyenangkan sekali, apalagi saya bisa mendengar langsung suara asli Bung Tomo,“ tutur Tsabita Ghaniya, siswa kelas 4.
Kegiatan yang diawali dengan upacara bendera ini dihadiri Komandan Koramil (Danramil) 0817/06 Manyar, Kapten Infantri Sali, yang bertindak sebagai pembina upacara.
Dalam amanat, Kapten Inf Sali menyampaikan pentingnya meneladani perjuangan pahlawan. “Yang terpenting adalah bagaimana jiwa kepahlawanan itu tumbuh dalam dada pemuda, khususnya pelajar,” ujarnya.
Dengan semangat inilah, tutur dia, diharapkan akan muncul prestasi-prestasi yang membanggakan bangsa dan negara. “Ingat, jauhi narkoba karena itu akan merusak masa depanmu,“ pesanya. (Khoirul Anam)