
PWMU.CO – Serangan besar-besaran kembali mengguncang Jalur Gaza, Selasa (18/3/2025) dini hari. Lebih dari 400 orang tewas, mayoritas korban adalah anak-anak. Serangan udara ini menjadi agresi terbesar Israel sejak gencatan senjata diberlakukan pada 19 Januari.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan 404 orang tewas akibat serangan Israel yang menghancurkan beberapa wilayah pemukiman. Selain itu, 564 orang mengalami luka-luka, sebagian besar di antaranya adalah warga sipil.
Menurut laporan Al Jazeera, serangan terjadi saat warga Gaza sedang bersiap untuk sahur. Warga yang selamat mengungkapkan bahwa belasan jet tempur dan drone Israel terlihat di atas kawasan pemukiman sebelum serangan dimulai.
Salah satu pejabat Israel menyatakan bahwa pasukan militernya akan terus menggempur Jalur Gaza jika dianggap perlu, meskipun sebelumnya telah ada kesepakatan gencatan senjata.
Sejak Oktober 2023, Israel terus melancarkan serangan udara ke Gaza, mengakibatkan lebih dari 48.000 warga Palestina tewas dan ribuan bangunan hancur.
Hamas mengecam tindakan Israel yang disebutnya sebagai serangan brutal terhadap warga sipil yang terperangkap dalam kondisi sulit akibat blokade total yang telah berlangsung lebih dari dua minggu.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa serangan ini merupakan dampak dari macetnya negosiasi untuk memperpanjang gencatan senjata.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, jumlah korban tewas terus meningkat karena masih banyak warga yang tertimbun reruntuhan. Kantor Media Pemerintah Gaza bahkan melaporkan bahwa lebih dari 61.700 warga Palestina telah tewas sejak konflik ini dimulai, termasuk mereka yang masih hilang di bawah puing-puing bangunan.
Di sisi lain, serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023 juga menyebabkan setidaknya 1.139 orang tewas di Israel, serta lebih dari 200 orang ditawan.
Seiring dengan meningkatnya korban jiwa, situasi kemanusiaan di Gaza semakin memprihatinkan. Blokade total Israel terhadap bantuan kemanusiaan membuat banyak warga mengalami krisis pangan, air bersih, dan layanan medis.
Dunia internasional terus menyerukan penghentian kekerasan, tetapi hingga kini belum ada tanda-tanda gencatan senjata baru yang dapat menghentikan pertumpahan darah di Gaza. (*)
Penulis Ahmad Sa’dan Husaini Editor Wildan Nanda Rahmatullah