
Oleh Erniawati, MPd – Guru Mts Muhammadiyah 15 Lamongan-Al Mizan
PWMU.CO – Dalam dinamika pergerakan perempuan di Indonesia, Nasyiatul Aisyiyah muncul sebagai salah satu wadah yang mengedepankan nilai-nilai keislaman sekaligus semangat feminis progresif. Sebagai bagian dari Aisyiyah, organisasi ini berperan penting dalam memberdayakan perempuan, terutama dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
Sejarah dan Landasan Pemikiran
Berdiri pada awal abad ke-20, Aisyiyah, termasuk Nasyiatul Aisyiyah , lahir dari kebutuhan membuka ruang bagi perempuan agar dapat berpartisipasi aktif dalam kehidupan sosial dan keagamaan. Akibat dari pengaruh ajaran Islam yang menekankan keadilan dan kesetaraan, para pendiri Nasyiatul Aisyiyah membangun landasan bagi perempuan agar tidak lagi terpinggirkan. Gerakan ini menekankan pentingnya perempuan untuk mendapatkan pendidikan, mengasah potensi diri, serta membangun kemandirian melalui pemberdayaan ekonomi.
Pada masa itu, perempuan cenderung hanya berperan pada ranah domestik. Namun, pemikiran progresif Nasyiatul Aisyiyah mampu mengubah paradigma tersebut. Mereka meyakini bahwa perempuan memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam membangun masyarakat. Prinsip ini sejalan dengan ajaran Islam yang memuliakan perempuan, sebagaimana dalam firman Allah:
“Wahai manusia! Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.” (QS Al-Hujurat ayat 13).
Ayat ini menegaskan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki posisi yang sama dalam pandangan Allah. Perbedaan gender bukanlah dasar superioritas, melainkan peluang untuk saling mengenal dan bekerja sama membangun masyarakat yang lebih baik.
Suara Feminis Progresif
Nasyiatul Aisyiyah bukan hanya menjadi simbol keberanian perempuan dalam menyetarakan hak dan kesempatan, tetapi juga merupakan wujud feminis berkemajuan dalam bingkai nilai-nilai Islam. Konsep feminis oleh Nasyiatul Aisyiyah tidak lepas dari semangat dakwah dan pembaruan yang sudah tercetus sejak awal berdiri. Beberapa bentuk perjuangan yang diusung meliputi:
- Mendorong pendidikan dan literasi
Pendidikan adalah kunci utama pemberdayaan. Nasyiatul Aisyiyah mendirikan sekolah, mengadakan pelatihan keterampilan, serta menyelenggarakan seminar pengembangan diri. Tujuannya adalah membentuk perempuan yang cerdas, mandiri, dan mampu berkontribusi dalam pembangunan masyarakat. Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah SAW:
“Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim (laki-laki dan perempuan).” (HR. Ibnu Majah)
Hadis ini menegaskan bahwa pendidikan adalah hak universal, bukan hak eksklusif laki-laki. Dalam konteks Nasyiatul Aisyiyah, pendidikan menjadi jalan bagi perempuan untuk membangun kapasitas diri dan untuk berkontribusi dalam berbagai sektor kehidupan.
- Meningkatkan kemandirian ekonomi
Melalui pendirian koperasi, usaha mikro, dan program pelatihan kewirausahaan, Nasyiatul Aisyiyah membuka akses ekonomi bagi perempuan. Ini bukan hanya bertujuan meningkatkan taraf hidup keluarga, tetapi juga memperkuat ekonomi nasional dengan menambah pelaku ekonomi produktif dari kalangan perempuan. Hal ini sesuai dengan firman Allah:
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. An-Nisa ayat 32).
Ayat ini menegaskan bahwa baik laki-laki maupun perempuan berhak atas hasil usaha mereka. Nasyiatul Aisyiyah menjadikan prinsip ini sebagai pendorong agar perempuan tidak hanya menjadi pelengkap, tetapi juga pelaku aktif dalam ekonomi.
- Memperjuangkan hak dan keadilan sosial
Nasyiatul Aisyiyah aktif mengadvokasi hak-hak perempuan dalam ranah hukum dan sosial. Berbekal pemahaman teologi Islam yang progresif, gerakan ini menyuarakan keadilan gender tanpa mengorbankan identitas keislaman. Mereka berjuang melawan praktik diskriminasi, kekerasan dalam rumah tangga, serta ketidakadilan yang masih membelenggu perempuan di berbagai sektor. Ini terinspirasi oleh sabda Rasulullah SAW:
“Sesungguhnya perempuan adalah saudara kandung laki-laki.” (HR. Abu Dawud)
Hadis ini menegaskan kesetaraan hak dan kewajiban antara laki-laki dan perempuan. Nasyiatul Aisyiyah menempatkan ajaran ini sebagai dasar perjuangan agar perempuan dihormati dan mendapat ruang yang sama dalam masyarakat.
Nasyiatul Aisyiyah adalah contoh nyata bagaimana feminis progresif dapat terintegrasi dengan nilai-nilai Islam untuk memberdayakan perempuan. Melalui pendekatan holistik dan strategis, organisasi ini tidak hanya menyuarakan hak-hak perempuan, tetapi juga mendorong perempuan menjadi agen perubahan dalam berbagai bidang kehidupan.
Di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks, suara Nasyiatul Aisyiyah tetap relevan sebagai panggilan untuk kesetaraan, keadilan, dan kemajuan perempuan di Indonesia. Generasi muda diharapkan dapat melanjutkan perjuangan ini, membangun masa depan yang lebih adil dan sejahtera bagi semua.(*)
Editor Notonegoro