
PWMU.CO – Ribuan warga Bangladesh turun ke jalan pada Kamis (20/3/2025) untuk mengecam serangan militer Israel di Gaza serta menuntut penangkapan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, atas dugaan kejahatan perang dan kemanusiaan.
Aksi ini diorganisir oleh Partai Jamaat-e-Islami Bangladesh, yang menggelar demonstrasi di berbagai kota besar. Dalam orasinya di depan Masjid Nasional Baitul Mukarram, pemimpin partai, Nurul Islam Bulbul, menyebut Netanyahu sebagai “penghisap darah dan pembunuh brutal.”
“Netanyahu terus melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza dengan mengabaikan seluruh hukum dan norma internasional,” tegas Bulbul dalam pidatonya.
Ia mendesak pemimpin dunia Islam untuk segera bertindak guna menciptakan Gaza yang bebas dan damai, bukan sekadar diam atau memberikan dukungan kepada Israel.
Selain itu, Bulbul menyerukan tindakan tegas dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) agar Netanyahu segera ditangkap dan diadili atas kejahatan perang. ICC sendiri telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, sejak November tahun lalu.
Israel juga tengah menghadapi gugatan kasus genosida di Mahkamah Internasional atas operasi militer yang dilakukannya di Gaza sejak Oktober 2023.
Selain seruan penangkapan, Bulbul juga mendesak komunitas global, terutama negara-negara Muslim, untuk menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Israel dan memboikot produk-produk buatan Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina.
Selain Jamaat-e-Islami, partai politik lain di Bangladesh, Islami Andolan Bangladesh, juga menggelar aksi protes di Dhaka dan berbagai daerah lainnya. Mereka mengecam kekerasan brutal Israel di Gaza serta diskriminasi dan pembunuhan terhadap Muslim di India.
Menurut laporan Kementerian Kesehatan Palestina, sejak Selasa lalu, serangan terbaru Israel telah menewaskan 710 warga Palestina dan melukai lebih dari 900 orang.
Sejak dimulainya agresi pada Oktober 2023, jumlah korban jiwa di Gaza telah mencapai hampir 50.000 orang, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak. Sementara lebih dari 112.000 warga Palestina terluka akibat serangan tanpa henti dari pasukan Israel.
Sebagai negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, Bangladesh terus menyuarakan dukungannya bagi Palestina. Pemerintah dan rakyatnya secara konsisten menolak pengakuan terhadap Israel, sekaligus menyerukan komunitas internasional untuk segera menghentikan kekejaman di Gaza. (*)
Penulis Ahmad Sa’dan Husaini Editor Wildan Nanda Rahmatullah