PWMU.CO – Selalu ada yang unik dalam bereksperimen. Momen itulah yang ditunggu-tunggu siswa kelas 6 Ustman SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo (Muh1da) hari itu (9/11/2017). Sebuah klompen lapuk dan nasi basi menjadi suguhan utama ruang kelas.
“Hmmm … sedaaap,” seru Adam Dwi Putra Nugraha dengan raut muka masam dan senyum lebar saat mencium dua benda di depannya itu.
Guru IPA Neneng Dwi Kumala Sari mengajak siswa untuk membuat kesepakatan-kesepakatan selama praktikum. “Tertib, bersih, dan makan sambil duduk,” tegasnya.
Makan? Ya, karena sesungguhnya yang menjadi obyek penelitian mereka adalah apel. Klompen lapuk dan nasi basi hanya sebagai penyajian fakta untuk materi Perubahan Benda.
Neneng —panggilan akrabnya— menyampaikan pentingnya kesepakatan di awal pembelajaran untuk membentuk perilaku baik (karakter) dengan kesadaran siswa sendiri. “Jadi tidak ada yang merasa dipaksa untuk tertib, dipaksa untuk bersih, ataupun dipaksa untuk makan sambil duduk,” tuturnya.
Setelah mengamati klompen lapuk dan nasi basi, siswa diajak ke luar kelas. Setiap kelompok mengamati apel yang telah dibelah dan dicelupkan beberapa menit dalam larutan gula, garam, jeruk nipis, dan air tawar. “Pengamatan dalam 4 larutan berbeda ini disebut pengamatan browning pada apel,” jelas Neneng.
Sementara itu Farah Naura Sabrina mengaku tertarik dengan eksperimen ini. “Penasaran sich kira-kira apa yang terjadi ya dengan apelnya?” seru siswi yang bercita-cita menjadi dokter.
Berbeda halnya dengan Andi Anisa Afta yang mengaku suka praktikum karena ada sedikit debat di dalamnya. “Serunya itu saat kita mempertahankan jawaban masing-masing untuk membuat laporan dan menyimpulkan hasil praktikum,” jawabnya dengan semangat.
Eits, jangan lupa kesepakatan di awal ya. Saat makan sisa buah apel, lakukan dengan duduk. Semangat berkarya! (enik/ts)