
PWMU.CO– Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu`ti, memberikan sambutan pada acara sarasehan Suara Merdeka Network yang mengusung tema “Gerakan Santri Menulis 2025-Pelatihan Dai Medsos”.
Acara ini diselenggarakan di Ballroom Masjid Baiturrahman, Semarang, Jawa Tengah, Jumat, (21/3/2025).
Dalam sambutannya, Mendikdasmen, Abdul Mu’ti, menyambut baik adanya kegiatan Gerakan Santri Menulis dan memberikan apresiasi kepada Suara Merdeka yang telah melaksanakan kegiatan ini selama 31 tahun.
“(Acara ini) Merupakan sebuah kegiatan yang sangat penting baik dalam konteks keagamaan maupun pendidikan literasi,” ujar Mu’ti, di Semarang, Jumat, (21/3/2025).
Menurutnya, Gerakan Santri Menulis 2025-Pelatihan Dai Medsos sejalan dengan prioritas Kemendikdasmen untuk membangun tradisi kemampuan menulis yang merupakan salah satu penguatan literasi.
“Membangun generasi penulis sejak muda telah mampu memiliki gagasan dan menuangkan pikirannya serta memberikan informasi yang terjadi melalui tulisannya,” lanjutnya.
Mu`ti mengungkapkan kehadirannya dalam kegiatan ini sebagai bentuk kecintaannya terhadap dunia tulis menulis. Baginya, writing is my life di mana menulis menjadi aktivitas rutin dalam kehidupannya dan lewat tulisan, ia bisa menyumbangkan pemikiran untuk dikaji dan dibaca oleh orang lain.
“Menulis itu harus menjadi bagian yang tidak hanya sekadar bersifat “pasar”, namun perlu ada kepentingan visi dan misi serta ideologis, agar tulisan tersebut bisa menjadi referensi di masa yang akan datang,” ucap Mu’ti melalui sambutannya yang dihadiri oleh puluhan santri dari wilayah Semarang.
Senada dengan itu, Pimpinan Redaksi Suara Merdeka, Agus Toto Widyatmoko, mengungkapkan bahwa Suara Merdeka telah menggelar gerakan santri menulis sejak 1994, dimana telah menghasilkan lulusan dari ribuan santri untuk menjadi penulis hebat.
“Sebagian santri-santri yang menjadi alumni pelatihan juga telah bergabung untuk menjadi penulis sesuai dengan tata cara jurnalistik, baik di koran Suara Merdeka ataupun sosial media kami,” ucap Agus.
Ia menambahkan bahwa santri yang mengikuti kegiatan penulisan perlu diberi wawasan tentang kaidah-kaidah jurnalistik. Sehingga apa yang disampaikannya ke masyarakat tidak hanya sekadar memberikan informasi. Sebab, karya jurnalistik harus menemui proses literasi agar hasil tulisan mudah dipahami oleh masyarakat umum.
“Kegiatan ini salah satu bentuk ikhtiar Suara Merdeka yang turut mencerdaskan kehidupan bangsa melalui menulis,” ujar Agus.

Dukungan dari pemerintah juga disampaikan oleh Wakil Walikota Semarang, Iswar Aminuddin. Ia menyampaikan ucapan terima kasih kepada Suara Medeka yang telah memiliki gagasan dalam membuat kegiatan yang sangat bermanfaat bagi para santri khususnya di wilayah Semarang.
“Harapannya santri-santri ini selain dapat berkembang bagi dirinya juga dapat memberikan dampak yang baik dalam mengembangkan wilayah Semarang,” tutur Iswar seraya berharap, agar santri yang mengikuti pelatihan dapat menjadi penulis yang baik dengan memberikan informasi secara cerdas sebagai bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
Penulis Humas Mendikdasmen Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan