
PWMU.CO – Kisah Perang Badar dan turunnya al-Quran mewarnai kegiatan “Colorful Ramadan” yang diselenggarakan oleh Pimpinan Ranting (PR) IPM SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik. Acara ini diikuti oleh seluruh siswa kelas VII-IX pada Kamis (20/3/2025).
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gresik, KH Thoha Mahsun SAg MPdI MHES, menyampaikan pentingnya menjaga keimanan hingga akhir hayat. “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa, dan janganlah kalian meninggal kecuali dalam keadaan Islam,” ujarnya.
Dalam materinya, ia mengisahkan Perang Badar dan turunnya al-Quran. Thoha menjelaskan bahwa Perang Badar merupakan peristiwa besar dalam Islam yang terjadi dua tahun setelah hijrah dari Makkah ke Madinah.
“Jika sekarang perang menggunakan teknologi canggih, maka dahulu perang dilakukan dengan menunggang kuda dan unta. Perang Badar menjadi kemenangan besar bagi umat Islam. Saat itu, pasukan Muslim berjumlah 313 orang, sedangkan pasukan Quraisy mencapai 1.000 orang. Artinya, satu orang Muslim menghadapi tiga hingga empat orang Quraisy,” jelasnya.
Pada saat itu, pasukan Rasulullah hanya memiliki dua ekor kuda dan 70 unta, sementara sebagian besar pasukan berjalan kaki dengan membawa senjata. Sebaliknya, pasukan Quraisy memiliki 300 kuda, 700 unta, dan 600 pasukan berjalan kaki bersenjata lengkap.
“Perbedaan kekuatan ini sangat besar. Namun, pasukan Muslim hanya kehilangan 14 orang syuhada, terdiri dari enam kaum Muhajirin dan delapan kaum Anshar. Sementara itu, pasukan Quraisy mengalami 70 korban tewas dan 70 orang ditawan,” paparnya.
Thoha menjelaskan bahwa para tawanan Quraisy yang pandai menulis diperintahkan untuk mengajarkan membaca dan menulis kepada kaum Muslim serta mengajarkan teknik berperang.
“Perang Badar terjadi pada 17 Ramadan tahun ke-2 Hijriyah. Penyebabnya adalah kebencian Abu Jahal yang sangat besar terhadap Islam, penindasan terhadap umat Islam, serta perampasan harta benda oleh kaum Quraisy,” jelasnya.
Beberapa kali, rombongan dagang Muslim dirampok oleh kaum Quraisy. Oleh karena itu, kaum Muslim menghadang kafilah dagang Abu Sufyan yang membawa barang dari Syam sebagai bentuk pengambilan kembali harta yang pernah dirampas oleh kaum Quraisy.
“Sebelum perang, Nabi Muhammad berdoa kepada Allah: ‘Ya Allah, penuhilah janji-Mu kepadaku. Berikanlah kemenangan yang Engkau janjikan. Jika Engkau tidak memenangkan kami dalam perang ini, maka Engkau tidak akan disembah lagi.’”
Allah pun menurunkan 1.000 malaikat untuk membantu kaum Muslim. “Dalam al-Quran surat Ali Imran ayat 124 dijelaskan bahwa Allah menurunkan pasukan malaikat. Pasukan Muslim bahkan merasa seolah-olah memiliki lebih banyak rekan karena malaikat yang turun mengenakan pakaian putih bersih,” katanya.
Thoha menegaskan bahwa Allah memberikan pertolongan kepada pasukan Muslim karena keimanan mereka yang kuat. Mereka ikhlas berjuang demi agama Islam. “Jika kita ingin mendapatkan pertolongan Allah, kita harus memperkuat keimanan dan bersabar dalam menghadapi ujian-Nya,” pesannya.
Ia juga menekankan bahwa nilai-nilai kesabaran dan perjuangan harus terus ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari, meskipun Perang Badar tidak lagi terjadi. “Allah akan menurunkan pertolongan-Nya kepada hamba-Nya yang bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Bahkan, meninggal saat berangkat menuntut ilmu bisa dihitung sebagai mati syahid,” tambahnya.
Turunnya al-Quran atau Nuzulul Quran juga terjadi di bulan Ramadan. Al-Quran merupakan firman Allah yang awalnya tertulis di Lauhul Mahfudz, lalu diturunkan ke Baitul Izzah di langit dunia sebelum secara bertahap diwahyukan kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril.
“Surah pertama yang diturunkan adalah Al-‘Alaq, sedangkan surah terakhir adalah Al-Maidah ayat 3 yang turun saat Haji Wada’. Pada masa Rasulullah, wahyu belum dituliskan, tetapi dihafal oleh para sahabat,” jelasnya.
Seiring waktu, sahabat Umar bin Khattab mengusulkan agar al-Quran dituliskan karena banyak penghafal yang wafat dalam pertempuran. “Pada awalnya, al-Quran ditulis tanpa harakat di batu, kayu, dan tulang belulang. Namun, keistimewaan al-Quran adalah banyak orang yang mampu menghafalnya meskipun berjumlah 30 juz,” paparnya.
Peristiwa Nuzulul Quran yang terjadi di bulan Ramadan menandai turunnya al-Quran sebagai petunjuk dan rahmat bagi umat manusia. “Al-Quran diturunkan pada malam yang diberkahi di bulan Ramadan untuk menjadi pedoman hidup,” jelasnya.
Thoha juga menambahkan bahwa ada empat peristiwa besar yang terjadi di bulan Ramadan, yaitu Perang Badar, Nuzulul Quran, Fathul Makkah, dan Lailatul Qadar.
“Al-Quran diturunkan pada malam Senin, bertepatan dengan tanggal terjadinya Perang Badar,” tutupnya. (*)
Penulis Ria Rizaniyah/Ichwan Arif Editor Wildan Nanda Rahmatullah