
PWMU.CO – Lima sahabat Rasulullah di bulan suci Ramadan disampaikan di Kajian Ramadan SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik, Jumat (21/3/2025).
Dalam kajian yang dilaksanakan di Ruang Coding and Al Center (CAC), pemateri Ashifaun Najah SPd menyampaikan 5 kisah para sahabat Nabi. “Pertama kisah Abu Bakar As-Siddiq. Abu Bakar As-Siddiq adalah sahabat terdekat Nabi Muhammad Saw,” katanya di depan guru dan karyawan Spemdalas.
Dia menuturkan, Abu Bakar dikenal karena kedermawanannya yang luar biasa sepanjang bulan Ramadan. Selain berpuasa, beliau juga memperbanyak sedekah dan membantu orang-orang yang membutuhkan.
“Menurut sebuah kisah, pada bulan Ramadan Abu Bakar pernah menyumbangkan seluruh hartanya demi kepentingan Islam. Ketika Nabi bertanya apa yang beliau tinggalkan untuk keluarganya, Abu Bakar dengan penuh keyakinan menjawab, ‘Aku meninggalkan Allah dan Rasul-Nya untuk mereka,'” tutur Najah.
Dia menyampaikan, sahabat Abu Bakar mengajarkan kita bahwa Ramadan adalah waktu yang tepat untuk memperbanyak sedekah dan berbagi dengan sesama.
Kedua, kisah Umar bin Khattab. Beliau dikenal sebagai sahabat yang tegas dan adil. Selama bulan Ramadan, Umar menunjukkan kedisiplinan yang luar biasa dalam beribadah. Meskipun memiliki tanggung jawab sebagai pemimpin, beliau selalu menyempatkan diri untuk melaksanakan shalat tarawih dan sering membaca juga menangis apabila mendengarkan ayat al-Quran yang menyentuh hatinya.
“Dia juga memastikan masyarakatnya menjalankan ibadah dengan baik terutama di bulan Ramadan,” ucapnya.
Dari kisah sahabat Umar, lanjutnya, kita dapat belajar bahwa kedisiplinan dan tanggung jawab sebagai pemimpin harus disertai dengan pengabdian kepada Allah, terutama di bulan Ramadan.
Sahabat Bersungguh-sungguh dalam Ibadah Ramadan
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Saw bersabda:
“مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.“
“Barang siapa yang menunaikan ibadah (di bulan) Ramadan dengan iman dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”(HR. Bukhari No. 2008, Muslim No. 759).
Para sahabat sangat bersemangat dalam shalat tarawih. Umar bin Khattab ra bahkan menghidupkan kembali shalat tarawih berjamaah dengan menunjuk Ubay bin Ka‘ab ra sebagai imam. (HR. Bukhari No. 2010).
Ketiga, kisah Utsman bin Affan. Utsman bin Affan adalah sahabat nabi yang terkenal dengan kedermawaanya.
“Dalam suatu peristiwa, ketika Madinah menghadapi kelangkaan pangan di bulan Ramadan, Utsman membeli persediaan makanan dalam jumlah besar dan membagikannya secara gratis kepada masyarakat,” katanya.
Sahabat Utsman ini, pesannya, mengajarkan pentingnya menggunakan harta kita untuk amal kebaikan dan membantu sesama, khususnya di bulan Ramadan.
Keempat, kisah Ali bin Abi Thalib. Ali bin Abi Thalib dikenal kebijaksanaan dan kesederhanaannya. Di bulan Ramadan, Ali sering berbuka dengan makanan yang sederhana, meskipun ia mampu menyediakan makanan yang lebih mewah.
Ali percaya bahwa berbuka puasa dengan kesederhanaan membantunya lebih memahami perjuangan orang – orang yang kurang mampu dan meningkatkan rasa syukur. Selain itu, Ali banyak berdoa dan beribadah di malam-malam Ramadan, memohon ampunan dan petunjuk dari Allah.
“Kesederhanaan Ali dalam berpuasa mengajarkan kita untuk lebih bersyukur dan menghargai nikmat Allah, serta mengisi bulan Ramadan dengan ibadah yang mendekatkan diri kepada-Nya,” tegasnya.
Kelima, kisah Bilal bin Rabah. Bilal bin Rabah adalah sahabat Nabi yang dikenal karena kekuatan imannya. Meskipun menghadapi siksaan dan penderitaan demi mempertahankan keimanannya, Bilal tetap teguh dalam ibadahnya.
Selama Ramadan, Bilal dengan penuh semangat mengumandangkan adzan untuk membangunkan umat Muslim. Suara adzan Bilal menjadi pengingat bagi umat Muslim untuk selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah, terutama di bulan yang penuh berkah ini.
“Kisah Bilal mengajarkan bahwa iman yang kuat dan semangat dalam beribadah sangat penting untuk merasakan berkah sejati Ramadan, meskipun menghadapi berbagai tantangan,” katanya.
Sahabat menjaga lisan dan akhlak saat berpuasa. Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Saw bersabda: “Jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa, maka janganlah ia berkata kotor dan jangan berteriak-teriak. Jika ada seseorang mencacinya atau mengajaknya berkelahi, maka hendaknya ia berkata, ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa.’”(HR. Bukhari No. 1904, Muslim No. 1151).
Para sahabat sangat menjaga akhlak mereka saat berpuasa, tidak hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menjaga ucapan dan perbuatan mereka agar tetap dalam kebaikan.
Dari Ibnu Abbas ra, beliau berkata, “Para sahabat Rasulullah Saw biasa memperbanyak tilawah al-Quran, sedekah dan amal-amal saleh di bulan Ramadan.”(HR. Bukhari) (*)
Penulis Ichwan Arif Editor Wildan Nanda Rahmatullah