
PWMU.CO – Dalam rangka menyemarakkan Ramadan 1446 H, SMA Muhammadiyah 1 Gresik (Smamsatu) kembali mengadakan kajian keislaman menjelang waktu berbuka puasa. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman spiritual guru dan karyawan serta memperkuat prinsip-prinsip keislaman. Kajian yang berlangsung pada Jumat (21/3/2025) ini menghadirkan Prof Khozin, seorang akademisi sekaligus Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur.
Dalam tausiyahnya, Prof. Khozin menekankan pentingnya esensi takwa dalam membentuk pribadi ihsan yang tangguh dalam kehidupan sehari-hari. “Allah Swt yang Maha Mulia dan Maha Agung sungguh bijaksana ketika menetapkan takwa sebagai esensi kemuliaan manusia sebagai hamba pilihan-Nya. Takwa adalah kemuliaan yang harus diraih setiap Mukmin. Dengan puasa yang benar, insyaAllah setiap Mukmin dapat meraih derajat kemuliaan itu tanpa harus berebut, tidak seperti kedudukan atau harta kekayaan yang jika diperebutkan pasti ada yang tidak kebagian,” ujarnya.
Ia juga menambahkan, “Karena takwa bersifat psikis, maka ia menjadi sistem pertahanan mental yang dapat menangkal segala macam godaan yang menjauhkan seorang muttaqin dari kebenaran. Jadi, seseorang yang bertakwa secara otomatis memiliki sistem kekebalan psikis, sehingga ia mampu menjaga diri dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.”
Acara ini diikuti oleh seluruh guru, karyawan, mantan kepala sekolah dari berbagai periode, serta para pensiunan guru Smamsatu yang antusias dalam setiap sesi kajian. Dengan atmosfer yang penuh ketenangan, para hadirin menyimak pemaparan Prof. Khozin mengenai cara membangun pribadi ihsan yang tangguh dan beriman untuk meraih derajat takwa.
Dalam kajiannya, ia mengutip pendapat Hasan al-Basri tentang 21 ciri pribadi muttaqin, di antaranya: (1) teguh dalam keyakinan, namun tetap bijaksana, (2) tekun dalam menuntut ilmu, semakin berilmu semakin rendah hati, (3) semakin berkuasa semakin bijaksana, (4) tampak wibawanya di depan umum, (5) jelas rasa syukurnya di kala beruntung, (6) menerima rezeki dengan qanaah, (7) tetap berhias walaupun dalam keterbatasan, (8) selalu cermat, (9) tidak boros meskipun kaya, (10) murah hati dan dermawan, (11) tidak menghina orang lain, (12) tidak mengejek, (13) tidak membuang waktu untuk hal sia-sia, (14) tidak menyebarkan fitnah, (15) disiplin dalam tugas, (16) memiliki dedikasi tinggi, (17) menjaga identitasnya, (18) tidak menuntut hak yang bukan miliknya, (19) tidak menahan hak orang lain, (20) jika ditegur, ia menyesal dan bertobat, dan (21) jika dimaki, ia tersenyum dan berkata: ‘Jika makian Anda benar, semoga Allah mengampuni saya. Jika salah, semoga Allah mengampuni Anda.’
Selain kajian, acara ini juga dilanjutkan dengan berbuka puasa bersama serta sholat tarawih berjamaah di masjid sekolah. Salah satu guru yang diwawancarai menyampaikan, “Kajian ini sangat bermanfaat bagi kami. Selain menambah wawasan keislaman, juga memberikan motivasi untuk terus memperbaiki diri di bulan Ramadan ini.”
Kepala Smamsatu Gresik, Nurul Ilmiyah, dalam sambutannya berharap agar kegiatan ini dapat menjadi agenda rutin setiap Ramadan. “Semoga kita semua tangguh dalam menghadapi tantangan hidup, teguh dalam memegang prinsip yang baik, namun tetap mampu menanamkan nilai keislaman dan memperkuat tali silaturahmi. Kajian ini adalah salah satu upaya kami untuk mewujudkan hal tersebut,” katanya.
Dengan terselenggaranya kajian Ramadan ini, Smamsatu Gresik terus berkomitmen membina para guru dan karyawan agar semakin memahami dan mengamalkan nilai-nilai ihsan dalam keseharian. Semoga spirit ihsan yang disampaikan dalam kajian ini dapat menjadi inspirasi bagi seluruh tenaga pendidik dan staf dalam menjalankan tugas serta memberikan teladan yang baik bagi siswa. (*)
Penulis Rudi Ihwono Editor Wildan Nanda Rahmatullah