
PWMU.CO – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang juga Penasihat Khusus Presiden Republik Indonesia Bidang Haji, Prof Muhadjir Effendy, menekankan pentingnya keberanian dalam kepemimpinan Muhammadiyah.
Menurutnya, seorang pemimpin harus memiliki visi jauh ke depan dan berani mengambil risiko agar organisasi dapat berkembang pesat.
Hal itu disampaikan Muhadjir dalam Pengajian Ramadhan dan Buka Puasa Bersama Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara yang digelar di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Medan, Sabtu (22/3/2025).
Acara tersebut dihadiri oleh ratusan pengurus Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah dari berbagai daerah di Sumatera Utara.
Keberanian dalam Mengambil Risiko
Dalam kesempatan tersebut, Muhadjir berbagi pengalaman saat memimpin Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Ia mengungkapkan bahwa pada saat itu, ia mengambil keputusan berani dengan menginvestasikan dana UMM dalam perdagangan valuta asing, khususnya dolar Amerika Serikat.
“Saya punya keyakinan kuat bahwa keputusan ini akan membawa manfaat besar,” ujarnya.
Keputusan tersebut terbukti tepat ketika krisis ekonomi 1997 melanda Indonesia. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS merosot tajam, dari Rp 2.500 per dolar menjadi Rp 16.500 pada puncak krisis.
Saat nilai tukar kembali ke Rp 8.200 per dolar, Muhadjir memutuskan untuk menukarkan kembali dolar yang sudah dibeli, sehingga memperoleh keuntungan besar.
“Keuntungan itu saya gunakan untuk membangun Dome UMM dan membiayai Muktamar Muhammadiyah 2005 di UMM. Bahkan, sebagian biaya pembangunan Rumah Sakit UMM juga berasal dari keuntungan tersebut,” jelasnya.
Ijtihad Ekonomi Muhammadiyah
Di akhir ceramahnya, Muhadjir mengajak warga Muhammadiyah Sumatera Utara untuk melakukan ijtihad ekonomi, yaitu berinovasi dalam membangun kemandirian ekonomi.
Ia menekankan bahwa Muhammadiyah harus berani berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pelaku usaha besar, agar dapat memperkuat posisinya dalam dunia ekonomi.
“If you want to be a dragon, you have to befriend dragons. Kalau ingin menjadi naga, ya harus berkawan dengan naga. Tapi kalau ingin menjadi naga tapi berkawan dengan belut, ya tidak akan jadi naga,” ujarnya beranalogi.
Kesiapan UMSU Menjadi Tuan Rumah Muktamar 2027
Selain memberikan tausiyah, Muhadjir juga meninjau langsung proyek pembangunan gedung yang akan digunakan sebagai lokasi Muktamar Muhammadiyah 2027.
Sebagai tuan rumah Muktamar Muhammadiyah ke-49, UMSU telah menyiapkan lahan seluas 25 hektar.
Saat ini, pembangunan Auditorium Berkemajuan dan Sport Hall Walidah tengah berlangsung sebagai bagian dari persiapan acara lima tahunan tersebut.
Kehadiran Muhadjir diharapkan semakin memotivasi UMSU dalam menyukseskan Muktamar Muhammadiyah di Medan.
Acara Pengajian Ramadhan ini menjadi momentum bagi warga Muhammadiyah Sumatera Utara untuk terus berkontribusi dalam kemajuan organisasi, baik dalam bidang dakwah, pendidikan, maupun ekonomi. (*)
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Editor Azrohal Hasan