
PWMU.CO – Serangan udara Israel kembali mengguncang Lebanon pada Sabtu (22/3/2025), menyebabkan sedikitnya tujuh orang tewas dan 40 lainnya mengalami luka-luka.
Menurut laporan dari sumber resmi Lebanon yang dikutip oleh Anadolu, serangan terjadi di berbagai wilayah, termasuk Touline, Housh al-Sayyid, Saraain, Tyre, Yahmor al-Shaqif, dan Kfarkela.
Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa serangan udara di kota Touline, distrik Marjayoun, menewaskan lima orang, termasuk seorang anak, serta melukai 11 lainnya.
Sementara itu, enam orang mengalami luka-luka akibat serangan udara di Housh al-Sayyid dan Saraain, provinsi Baalbek-Hermel.
Serangan pesawat tak berawak Israel juga menghantam area parkir di lingkungan al-Raml, Tyre, pada Sabtu malam, mengakibatkan empat orang terluka. Di tempat lain, serangan di Yahmor al-Shaqif menyebabkan satu korban luka, sedangkan dua lainnya terluka dalam insiden di Kfarkela.
Serangan Israel ini terjadi setelah Tel Aviv menuduh kelompok dari Lebanon meluncurkan roket ke pemukiman Metula.
Insiden ini menjadi serangan roket pertama sejak gencatan senjata antara Lebanon dan Israel disepakati hampir empat bulan lalu. Namun, hingga kini belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Metula.
Sejak perjanjian gencatan senjata pada November lalu, Lebanon melaporkan lebih dari 1.100 pelanggaran oleh Israel, yang menyebabkan 85 orang tewas dan lebih dari 280 lainnya terluka.
Kesepakatan gencatan senjata menyebutkan bahwa Israel harus menarik pasukannya dari Lebanon selatan paling lambat 26 Januari 2025. Namun, batas waktu diperpanjang hingga 18 Februari, setelah Israel menolak untuk mematuhi perjanjian tersebut. Hingga kini, Israel masih mempertahankan kehadiran militernya di lima pos perbatasan Lebanon.
Penulis Ahmad Sa’dan Husaini