Kisah Inspiratif dari Tokoh Agama, Tokoh Adat, dan Kelompok Disabilitas
Pendeta Jhon Victor Kainama, Kepala Biro lingkungan Hidup dan Kebencanaan Gereja Protestan Maluku (GPM) Ambon, yang hadir dalam acara ini turut berbagi pengalaman tentang perjuangan gereja bersama masyarakat melawan eksploitasi tambang di NTT.
“Kami dari GPM merasa harus terlibat dalam aktivisme lingkungan karena itu adalah bagian dari iman dan moral kami. Kita tidak mau hanya berada di mimbar saja,” ujarnya.
Pendeta Jhon menjelaskan bahwa wilayah kerja GPM tidak hanya di Provinsi Maluku, tetapi juga sampai dengan Maluku Utara. Kedua provinsi ini sering disebut dengan wilayah kepulauan Maluku.
“Kami mengadvokasi wilayah-wilayah pulau kecil yang terancam oleh Industri ekstraktif, terutama pertambangan nikel,” tegasnya.
Sementara itu, Putu Ardana, tokoh adat Masyarakat Adat Dalem Tamblingan, Bali, menceritakan perjuangan masyarakat adat dalam mempertahankan hutan suci mereka dari ekspansi investor.
“Leluhur kami memutuskan bahwa hutan dan danau itu adalah sumber hidup utama kita yang tidak boleh diotak-atik. Pesan itu ditulis dalam lontar dan diwariskan turun-temurun.” ujarnya.
Ia melanjutkan bahwa dirinya bersama dengan komunitas masyarakat adat Dalem Tamblingan siap untuk mempertahankan hutan suci dari berbagai ancaman. Baginya, kekayaan hutan tidak bisa dikonversi dengan murah dan kepentingan jangka pendek, karena hutan adalah rumah air, keanekaragaman hayati, dan sumber obat-obatan. “Lebih jauh, hutan sangat bermakna spiritual,” tegasnya.
Indah Purwanti Mugianti, Kepala Sekolah dari Sekolah Luar Biasa (SLB) Tia di Sawahlunto, menyampaikan apresiasi atas dilibatkannya kelompok disabilitas dalam acara ini.
“Selama ini, kelompok disabilitas tidak pernah dilibatkan dalam pembangunan, apalagi mitigasi perubahan iklim. Padahal, kami adalah kelompok yang paling rentan terdampak krisis iklim dan kerusakan lingkungan,” ujarnya. Indah mencontohkan bagaimana penyandang disabilitas tuna rungu tidak dapat mendengar peringatan bencana, sehingga membutuhkan sistem yang inklusif.