
PWMU.CO – Majelis PAUD, Dasar dan Menengah (PAUD Dasmen) Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Bojonegoro menggelar Kajian Ramadan 1446 H bersama Pimpinan Daerah Ikatan Guru Aisyiyah Bustanul Athfal (PD IGABA) Bojonegoro, sekaligus penerimaan bisyaroh dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bojonegoro.
Acara ini berlangsung di Gedung Dakwah Muhammadiyah lantai 2, jalan. Teuku Umar Nomor 48, Kompleks Perguruan Muhammadiyah Bojonegoro, pada Ahad (23/3/2025).
Kegiatan ini dihadiri oleh 157 guru PAUD ABA dari seluruh daerah Bojonegoro. Untuk pertama kalinya, kajian ramadan ini diselenggarakan secara terpisah dari guru-guru yang berada di bawah naungan Muhammadiyah. Acara yang rutin diadakan setiap bulan Ramadan ini bertujuan untuk memberikan apresiasi kepada guru dengan masa kerja minimal dua tahun, yang belum tersertifikasi, dan memiliki gaji lembaga di bawah satu juta rupiah.
Dalam sambutannya saat membuka kajian ramadan 1446 H, Sekretaris PDA Bojonegoro, Dra Siti Nurhayati, mengungkapkan rasa syukurnya atas nikmat kesehatan yang masih diberikan di hari ke-23 Ramadan.
Ia menyampaikan bahwa Ketua PDA tidak dapat hadir karena sedang mengikuti kegiatan Zoom selama tiga hari, sehingga diwakilkan oleh sekretaris.
“Ramadan sudah memasuki hari ke-23, namun kegiatan masih padat. Terus semangat, guru-guru Aisyiyah!,” ujarnya.
Siti Nurhayati melanjutkan sambutannya dengan menyampaikan dua poin penting.
Pertama, ia mengucapkan terima kasih kepada PDM Bojonegoro yang telah memberikan bisyaroh kepada 157 guru Aisyiyah.
“Kita doakan semoga sumber anggaran semakin dimudahkan oleh Allah,” tuturnya.
Kedua, ia menyoroti kebersamaan antara PDA dan Rumah Sakit Aisyiyah (RSA) Bojonegoro, yang menghasilkan program kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial,(BPJS) Ketenagakerjaan bagi para guru Aisyiyah. Sebanyak 155 guru telah menerima kartu BPJS Ketenagakerjaan yang biayanya ditanggung oleh RSA.
Sebagai pesan penting, ia mengajak seluruh guru untuk lebih aktif dalam berorganisasi.
“Di kalangan tenaga kesehatan, semua sudah aktif. Jangan sampai guru tertinggal dibanding petugas kesehatan,” pesannya.
Ia juga mengatakan bahwa kompetitor sudah luar biasa. Mulai bulan Januari, sistem penerimaan murid baru harus sudah dibuka. Mari berlomba-lomba dalam kebaikan.
Perempuan yang akrab disapa Bu Nur ini juga menegaskan bahwa Sekolah PAUD ABA Bojonegoro harus terus berkembang dan berkemajuan agar tetap menjadi pilihan utama bagi masyarakat.
Sementara itu, Bendahara PDM Bojonegoro, Drs H Ikhwanudin MPd, dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para guru Aisyiyah.
Ia menekankan bahwa guru PAUD adalah ujung tombak dalam dunia pendidikan, pahlawan tanpa tanda jasa yang memiliki peran penting dalam membentuk generasi sejak dini.
“Ilmu yang diajarkan oleh guru sangat berarti, bahkan sebelum orang tua memberikan ilmu, anak-anak sudah lebih dulu belajar dari guru PAUD,” ujarnya.
Ia juga mengatakan bahwa atas inisiasi bapak-bapak PDM, diberikan bisyaroh sebagai bentuk apresiasi kepada para guru.
“Semoga bisyaroh ini membawa keberkahan bagi semuanya,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa tugas seorang guru sangat mulia. Guru diibaratkan sebagai delapan elemen alam, salah satunya seperti matahari yang menyinari bumi, memberikan cahaya ilmu bagi peserta didik. Guru juga seperti bumi yang produktif, serta angin yang membawa inspirasi luar biasa.
“Dalam bahasa Jawa, guru disebut ‘digugu lan ditiru’, artinya dipercaya dan diteladani. Apa yang disampaikan guru kepada anak didik akan membentuk karakter mereka. Tak jarang, anak-anak berkata, ‘kata Bu Guru’ sebagai pegangan dalam bertindak,” tegasnya.
Ikhwanudin juga berpesan agar terus menjalin hubungan baik dengan semua pihak, terutama dengan Ibu-ibu Aisyiyah dan wali murid, demi keberlangsungan PAUD ABA.
Ia juga menekankan pentingnya mempererat silaturahmi, tidak hanya dalam lingkungan sekolah tetapi juga dengan masyarakat luas.
“Silaturahmi harus terus ditingkatkan dengan semua pihak. Apalagi, sebentar lagi Idulfitri, yang menjadi momen tepat untuk berkunjung dan mempererat kebersamaan,” tandasnya.
Ikhwanudin menambahkan bahwa anak-anak zaman sekarang berbeda dengan generasi sebelumnya.
“Semoga mendidik mereka menjadi amal jariyah bagi Ibu-ibu guru,” harapnya.
Ia juga mengingatkan agar tidak hanya melihat nominal bisyaroh, tetapi lebih pada perhatian dan kasih sayang dari PDM.
“Doakan semoga ke depannya PDM bisa meningkatkan bisyaroh untuk Ibu-ibu guru,” imbuhnya.
Salah satu peserta, Muharomah mengungkapkan rasa syukurnya atas bisyaroh yang diterimanya.
“Alhamdulillah, PDM masih perhatian kepada kami, guru Aisyiyah,” ucapnya. (*)
Penulis Dwi Anjarwati Editor Ni’matul Faizah