
PWMU.CO – Dalam rangka memeriahkan bulan suci Ramadan, Lembaga Seni Budaya (LSB) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya menyelenggarakan Lomba Galeri Ramadan 1446 H (19/03/2025).
Salah satu kegiatan yang menarik perhatian adalah Lomba Desain Batik Muhammadiyah, yang ditujukan bagi Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Muhammadiyah se-Kota Surabaya.
Lomba ini bertujuan untuk mengembangkan potensi seni dan budaya di lingkungan Muhammadiyah sekaligus menciptakan identitas resmi seragam dinas yang khas dan bermakna.
SMA Muhammadiyah 7 Surabaya turut berpartisipasi dengan mengirimkan Rendra Aditya Putra Adam, salah satu guru berbakat di sekolah tersebut. Rendra, yang telah berpengalaman dalam berbagai lomba desain batik, merasa tertantang untuk mengikuti ajang ini.
“Saya tertarik karena ini kesempatan untuk mengeksplorasi batik bernuansa Muhammadiyah, sesuatu yang belum pernah saya buat sebelumnya,” ujarnya.
Lomba Desain Batik Muhammadiyah mengharuskan peserta menggabungkan logo Dikdasmen Muhammadiyah dengan motif batik khas Surabaya.
Tujuannya adalah agar GTK Muhammadiyah se-Kota Surabaya memiliki seragam dinas yang mudah dikenali, terutama saat menghadiri acara di luar kota. “Dengan desain ini, orang akan langsung tahu bahwa kita berasal dari Surabaya,” tambah Rendra.
Proses seleksi dilakukan secara ketat. Peserta diwajibkan membuat desain batik di atas kertas A3 dalam waktu 3 jam. Hasil karya kemudian dinilai oleh dewan juri untuk menentukan juara 1, 2, 3, serta harapan 1, 2, dan 3. Desain batik dari juara 1 akan direalisasikan dalam bentuk kain panjang dan seragam jadi.
Rendra mengusung desain bertajuk “Sparkling Of Spirit Muhammadiyah“, yang terinspirasi dari semangat Muhammadiyah dalam menegakkan nilai-nilai Islam di era modern.
“Filosofi desain ini menggambarkan pancaran semangat Muhammadiyah yang tak lekang oleh waktu, seperti sang surya yang selalu menyinari bumi,” jelasnya.

Desain tersebut memadukan Batik Sparkling Surabaya, yang telah disahkan oleh Pemerintah Kota Surabaya pada tahun 2021. Motif ini menggambarkan keindahan tari Sparkling khas Surabaya yang penuh gemerlap.
Selain itu, desain Rendra juga menampilkan pola buketan (bunga) yang mengerucut ke atas, melambangkan harapan warga Muhammadiyah yang saling menopang dengan tujuan yang sama. Pola segitiga besar dan kecil dalam desain menggambarkan dinamika perjalanan Muhammadiyah di era modern.
Meski berpengalaman, Rendra mengaku menghadapi beberapa kendala. “Kendala terbesar adalah mencari konsep dan filosofi yang pas, karena saya belum pernah membuat batik bernuansa Islam. Saya harus berhati-hati dalam mengombinasikan tulisan Arab dengan ornamen pendukung,” ungkapnya.
Selain itu, kerumitan dalam membuat motif di kertas A3 juga menjadi tantangan tersendiri. “Saya jarang menggambar di kertas sebesar itu, jadi agak kesulitan saat mewarnai motif-motif kecil,” tambahnya.
Dengan waktu pengerjaan yang terbatas, yaitu 3 jam, Rendra berhasil menyelesaikan desainnya meski dengan sedikit keterlambatan. “Saya butuh waktu 3 jam 30 menit, tapi alhamdulillah semua konsep yang saya rancang bisa terealisasi dengan baik,” ujarnya.
Sebelumnya, Rendra telah mengikuti berbagai lomba desain batik, seperti Lomba Desain Batik Kota Surabaya dan Seleksi Pembatik se-Kota Surabaya. Meski sempat gagal dalam beberapa ajang, ia berhasil meraih juara 2 dalam Lomba Desain Batik GTK se-Kota Surabaya.
Keikutsertaan Rendra Aditya Putra Adam dalam Lomba Galeri Ramadan 1446 H ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk terus mengembangkan potensi seni dan budaya, khususnya dalam dunia batik.
“Saya berharap karya saya dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan batik Muhammadiyah dan Surabaya,” pungkasnya.
Dengan semangat dan kreativitas yang tinggi, Rendra membawa nama SMA Muhammadiyah 7 Surabaya dalam ajang bergengsi ini, sekaligus memperkaya khazanah batik bernuansa Islami dan kearifan lokal Surabaya.(*)
Penulis Layyin Editor Zahrah Khairani Karim