
PWMU.CO – Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya (FK UM Surabaya) menggelar Kajian Ramadhan pada Jumat (21/3/2025).
Acara ini menghadirkan Dr Saad Ibrahim MA, Ketua PP Muhammadiyah, yang membahas keterkaitan perkembangan ilmu sains dalam Islam dengan dunia kedokteran.
Dalam pemaparannya, Dr Saad menceritakan pengalamannya saat mencari literatur mengenai transplantasi di perpustakaan FK Universitas Airlangga pada tahun 1981. Di antara berbagai buku berbahasa Inggris, ia menemukan sebuah kitab berbahasa Arab berjudul Al-Qanun Fi At-Tibb, karya Ibnu Sina, seorang tokoh literasi Islam yang hidup pada abad ke-10.
Ibnu Sina dan Sumbangsihnya dalam Dunia Kedokteran
Menurut Dr Saad, Al-Qanun Fi At-Thibb menjadi kitab rujukan utama dalam ilmu kedokteran di Eropa hingga abad ke-13. Kitab ini menjelaskan berbagai aturan pengobatan dengan pendekatan ilmiah yang kuat, salah satunya menyimpulkan bahwa penyakit bukanlah kejadian alami, tetapi memiliki sebab yang dapat dijelaskan dan diobati.
Namun, Yai Saad menekankan bahwa memahami pemikiran Ibnu Sina dalam dunia kedokteran tidak cukup hanya dengan al-Qanun Fi At-Thibb, tetapi juga perlu membaca karyanya yang lain, yaitu Kitabus Syifa. Kitab ini membahas dimensi psikis manusia, filsafat, serta psikologi, yang melengkapi pemahaman tentang kesehatan secara holistik.
Ibnu Sina dikenal sebagai seorang filsuf muslim dan komentator ulung karya-karya Aristoteles, terutama dalam bidang psikologi dan filsafat. Ia juga menguasai al-Qur’an dan hadis sejak usia muda, bahkan telah menghafal al-Qur’an sejak usia 10 tahun.
Men Sana in Corpore Sano vs. Men Sano in Corpore Sana
Dr. Saad mengungkapkan bahwa pemikiran Ibnu Sina mengenai hubungan tubuh dan jiwa berbeda dengan konsep Aristoteles yang menyatakan “Men Sana in Corpore Sano” (Jiwa yang sehat terdapat dalam tubuh yang sehat). Ibnu Sina justru berpendapat sebaliknya, yaitu “Al-Jismus Salim fi Aqlis Salim“, yang berarti tubuh yang sehat terdapat pada jiwa yang sehat.
Pandangan ini didasarkan pada al-Qur’an, khususnya dalam Surah Asy-Syu’ara ayat 78-80, yang menjelaskan bahwa Allah-lah yang memberikan petunjuk, makanan, minuman, serta menyembuhkan manusia ketika sakit. Selain itu, Qs al-Mu’minun ayat 12-14 juga menjadi dasar pemikirannya tentang penciptaan manusia sebagai makhluk sempurna.
Islam dan Kejayaan Ilmu Pengetahuan
Dalam kajian ini, Dr Saad juga membahas perjalanan peradaban Islam. Menurutnya, kejayaan Islam dimulai sejak tahun 622 M saat Nabi Muhammad hijrah ke Yastrib dan sebagai pemimpin negara.
Namun, kejayaan itu perlahan memudar hingga keruntuhan Kekhalifahan Utsmaniyah pada tahun 1924 M, yang berarti rentang kejayaan Islam berlangsung selama 1302 tahun.
Meski demikian, Dr Saad meyakini bahwa Islam tidak akan runtuh begitu saja. Salah satu buktinya adalah didirikannya Muhammadiyah oleh KH Ahmad Dahlan pada tahun 1912, yang bertujuan untuk membangun kembali peradaban Islam berbasis ilmu pengetahuan. KH Ahmad Dahlan tidak hanya mendalami al-Qur’an dan hadis, tetapi juga menguasai ilmu astronomi, matematika, dan geografi.
Pada masa awal berdirinya, Muhammadiyah juga mendirikan sekolah sebagai wadah bagi generasi muda untuk belajar ilmu sains dan Islam. Seiring perkembangannya, Muhammadiyah kini telah memiliki berbagai perguruan tinggi, termasuk UM Surabaya, yang terus mengembangkan pendidikan berbasis sains dan Islam.
FK UM Surabaya: Integrasi Sains dan Islam
Dr Saad menegaskan bahwa FK UM Surabaya memiliki peran penting dalam mencerminkan integrasi antara ilmu sains dan Islam. Dengan menjadikan al-Qur’an dan hadis sebagai dasar dalam pengembangan ilmu pengetahuan, UM Surabaya diharapkan dapat menjadi pusat pendidikan yang tidak hanya unggul dalam bidang sains, tetapi juga menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dalam setiap aspek keilmuan.
Kajian Ramadhan ini menjadi pengingat bahwa kemajuan ilmu kedokteran dalam Islam telah berlangsung sejak zaman Ibnu Sina dan terus berkembang hingga saat ini.
Dengan memahami sejarah dan dasar keilmuan Islam, generasi muda khususnya mahasiswa kedokteran dapat mengambil inspirasi untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi umat manusia.
Penulis Rahma Ismayanti Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan
