
PWMU.CO – Ramadan, yang juga disebut sebagai bulan tarbiyah, memiliki makna penting dalam penguatan karakter diri. Dengan menjalankan ibadah puasa selama satu bulan, terdapat banyak hikmah yang bisa diperoleh.
Pasalnya, puasa tidak hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan hawa nafsu yang cenderung membawa keburukan. Hawa nafsu tersebut perlu dikendalikan dan diubah menjadi kebaikan agar dapat meraih ketakwaan.
Demikian disampaikan Listianah, Kepala SD Muhammadiyah 22 Surabaya, saat membagikan bantuan sosial (Baksos) dan zakat kepada siswa serta warga yang membutuhkan, Senin-Selasa (24–25/3/2025) di halaman sekolah.
Ia melanjutkan, bahwa dakwah di bulan Ramadan harus tetap dioptimalkan meskipun kondisi perekonomian kurang baik. Dengan harga kebutuhan pokok yang terus meningkat, umat tetap berusaha memenuhi kewajiban.
“Syukur alhamdulillah, siswa dan orang tua begitu bersemangat dan penuh keikhlasan menunaikan zakat serta berpartisipasi dalam bakti sosial,” ujarnya.
Puasa menyadarkan kita betapa berat dan sulitnya kehidupan orang miskin dalam memenuhi kebutuhan pokok. Mereka telah bekerja keras sesuai kemampuan, namun penghasilan masih jauh dari cukup karena banyaknya kebutuhan keluarga. Di sinilah pentingnya dakwah untuk menebar kebaikan dengan peduli. Indahnya berbagi akan menumbuhkan karakter filantropi.
Pendidikan karakter peduli kepada masyarakat yang kurang mampu harus ditanamkan dan diperkuat sejak usia dini. Dimulai dari lingkungan terdekat, seperti berbagi takjil, sembako, hingga zakat, hal ini menunjukkan bagaimana ajaran Islam memberikan solusi sosial.
Betapa bahagianya kita ketika anak-anak berangkat ke sekolah sambil membawa kebutuhan untuk Baksos dan penunaian zakat fitrah maupun maal. Ini merupakan pendidikan langsung tentang implementasi ajaran Islam, khususnya di bulan Ramadan.
Penyaluran Bakti Sosial dan Zakat
Selanjutnya, perolehan bahan Baksos dan zakat disalurkan kepada masyarakat sekitar sekolah yang membutuhkan. Pelibatan siswa dalam penyaluran ini menjadi sarana pendidikan akan pentingnya berbagi. Semoga anak-anak kita menjadi pribadi yang saleh dan salihah, rajin beribadah, hormat kepada orang tua dan guru, rajin belajar, serta senang berbagi kebaikan.
Sahiro, salah satu panitia zakat dan Baksos, menambahkan, “Syukur alhamdulillah, perolehan berupa beras sebanyak 267 kg, zakat sejumlah Rp12.045.000, dan infak sebesar Rp1.925.000. Semoga penunaian zakat dan infak kita diterima oleh Allah SWT.”
Lebih lanjut, Linda yang juga panitia, menyampaikan bahwa kegiatan berbagi ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan Pondok Ramadan, khususnya materi praktik berzakat. Karena itu, antusiasme siswa dan orang tua sangat tinggi dalam menyiapkan kebutuhan Baksos. Siswa kelas 1 membawa susu kental manis, kelas 2 membawa mi instan, kelas 3 membawa kecap, kelas 4 membawa gula, kelas 5 membawa sirup, dan kelas 6 membawa minyak.
Sasaran pembagian zakat dan Baksos kepada warga, guru, dan siswa berjalan lancar. Warga yang menerima merasa senang karena mendapat bantuan dari SD Muhammadiyah 22 Surabaya.
Bantuan ini sangat berarti agar saat lebaran tiba warga tetap merasakan kebahagiaan. Kebersamaan antara sekolah dan warga, selain mempererat tali silaturahmi, juga menguatkan ukhuwah.
Penulis Andi Hariyadi Editor Zahra Putri Pratiwig