
Oleh Mustofa, SH – Ketua Majelis Hukum dan HAM PDM Pemalang
PWMU.CO – Muhammadiyah semula hanyalah perkumpulan kecil yang berada di kampung Kauman, Yogyakarta. Namun karena kesadaran keilmuan yang kuat para pengikutnya, maka merasa penting untuk mendirikan sebuah organisasi agar Muhammadiyah bisa berkembang pesat.
Tradisi keilmuan dalam Muhammadiyah merupakan tradisi berpikir yang kuat — yang diperkuat oleh logika, filsafat serta ilmu pengetahuan. Tradisi keilmuan ini telah ada dan tumbuh kembang seiring perkembangan Muhammadiyah.
Gerakan Muhammadiyah sebagai gerakan reformis dan modernis yang berdiri pada tahun 1912 di Yogyakarta. Gerakan ini bertujuan untuk memberikan pencerahan pada kehidupan masyarakat di Indonesia.
Dalam Buku “Membendung Arus: Respons Gerakan Muhammadiyah terhadap Penetrasi Misi Kristen di Indonesia” Karya Alwi Shihab, dan terbit ulang oleh Suara Muhammadiyah, mengatakanbahwa Muhammadiyah berhasil membendung Kristenisasi melalui pendidikan modern berdasarkan Al-Qur’an dan aqidah Islam. Alwi Shihab menilai bahwa Kyai Haji Ahmad Dahlan yang mendirikan Muhammadiyah sangat toleran dan berhasil menyesuaikan diri pada masa itu.
Muhammadiyah Pemalang
Muhammadiyah di Kabupaten Pemalang merupakan bagian dari Gerakan Islam bentukan KH Ahmad Dahlan tersebut.
Muhammadiyah Pemalang ini mempunyai semangat meneruskan jejak perjuangan Persyarikatan Muhammadiyah secara adaptif dengan kondisi geografis kabupaten Pemalang.
Latar belakang berdirinya Muhammadiyah Pemalang tidak lepas dari respon penggerak Islam reformis di Pemalang untuk mengimplementasikan gerak dan langkah perjuangan persyarikatan. Muhammadiyah Pemalang tentunya mempunyai harapan kuat untuk memberi kontribusi kepada pemerintah, masyarakat, dan khususnya warga Persyarikatan Muhammadiyah.
Berbenah menata umat
Bagaimana perkembangan Muhammadiyah Pemalang selanjutnya dalam mewarnai dakwah secara dinamis? Tentunya pergerakan dan perjuangan Muhammadiyah penuh dinamika sesuai perkembangan zaman.
Sebagai gerakan dakwah, Muhammadiyah perlu penaatan yang baik. Terlebih Muhammadiyah selama ini terkenal memiliki tatanan organisasi yang sangat bagus dan berkemajuan.
Kolegial menjadi pola kepemimpinan di Muhammadiyah, yaitu sistem kepemimpinan yang memiliki kesetaraan dalam pengambilan Keputusan organisasi. Keputusan dan kebijakan organisasi melalui mekanisme musyawarah untuk mufakat atau pemungutan suara dengan semangat mengedepankan kemaslahatan kebersamaan. Kolegial di Muhammadiyah menempatkan jajaran kepemimpinan layaknya teman sejawat. Keputusan organisasi tidak bertumpuh pada satu orang atau model kepemimpinan Tunggal.
Kepemimpinan Muhammadiyah Pemalang saat ini merupakan hasil musyawarah daerah di Moga pada periode Muktamar ke 48. Ibarat sebuah kendaraan, perjalanan jauh penuh liku ini, dihadapkan pada tantangan bagaimana supaya kendaraan itu dalam kondisi baik. Maka perlunya mempersiapkan mesin dalam keadaan yang baik pula.
Tiga belas personal yang terhimpun dalam kepengurusan organisasi harus kompak atau seiring sejalan. Mereka harus patuh pada aturan yang sudah termaktub dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga organisasi (AD/ART). AD/ART sebagai guidance merupakan panduan untuk mekangkah agar organisasi berjalan teratur.
Beberapa persoalan yang muncul di tubuh organisasi merupakan dinamika organisasi. Karena itulah, kepemimpinan kolegial menjadi solusi untuk menciptakan problem solver ketika persoalan itu muncul.
Pimpinan persyarikatan punya struktur yang hirarkis, yaitu Pimpinan Cabang, Pimpinan Ranting, Unit Pembantu Pimpinan (UPP) yang semuanya merupakan pelengkap untuk memberikan kelancaran organisasi dalam menjalankan programnya. Lebih dari itu adalah menciptakan iklim kondusif dalam kepemimpinan persyarikatan atau umat.
Tantangan dakwah
Tantangan yang dihadapi oleh Persyarikatan Muhammadiyah dalam menghadapi berbagai persoalan umat cukup kompleks. Salah satunya adalah masalah dakwah, yang berkaitan dengan cara menyampaikan pesan Islam yang relevan di tengah perkembangan zaman. Selain itu, tantangan sosial dan keterbelakangan umat juga menjadi persoalan yang harus diatasi, seperti isu sosial-politik yang muncul, termasuk masalah miras, perjudian, dan kenakalan remaja yang semakin marak.
Di sisi lain, tantangan teknologi informasi dan komunikasi semakin mendesak, terutama terkait dengan penyebaran berita hoaks. Banyak warga Muhammadiyah yang masih terjebak dalam mengonsumsi informasi yang belum terverifikasi, bahkan memperdebatkannya di grup WhatsApp tanpa mengetahui sumber yang jelas. Padahal, Muhammadiyah sejak lama menekankan pentingnya nilai jurnalistik dalam mengelola informasi. Oleh karena itu, problematika dakwah digital menjadi sangat penting, agar dapat memberikan dakwah yang baik dan benar melalui media komunikasi digital, serta menghindari penyebaran hoaks dan disinformasi.
Selain itu, ketertinggalan umat dalam bidang ekonomi menjadi permasalahan yang nyata, di mana sebagian warga persyarikatan masih mengalami kesulitan dalam meningkatkan kesejahteraan mereka.
Saat ini, Badan Usaha Muhammadiyah (BUM) Pemalang meliputi BTM, Travelmu, dan UMKM. BUM ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kesejahteraan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), terutama di bidang pendidikan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para guru, baik sebagai bentuk tambahan pendapatan maupun sebagai dukungan dalam peningkatan kompetensi mereka. Sehingga kesejahteraan keluarga para guru juga dapat terjamin.
Prinsip subsidi silang harus diterapkan, di mana Amal Usaha yang lebih besar dapat mendukung Amal Usaha yang masih lemah. Studi tiru yang dilakukan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah ke PCM Cileungsi merupakan bagian dari upaya untuk menata ulang Persyarikatan Muhammadiyah agar lebih baik.
Salah satu langkah strategis yang diusulkan adalah program sentralisasi keuangan. Namun, dalam implementasinya, harus ada komitmen bersama agar sentralisasi keuangan tetap memperhatikan pembagian yang proporsional bagi setiap Amal Usaha Muhammadiyah. Dengan demikian, seluruh unit usaha dapat berjalan sesuai tugas dan fungsi masing-masing dalam membangun organisasi yang modern dan berkelanjutan.
Strategi Muhammadiyah Pemalang
Persoalan warga Persyarikatan Muhammadiyah Pemalang menjadi tanggungjawab pengurus hasil Musyda. Pengurus merupakan penyambung lidah warga persyarikatan untuk memberikan solusi terbaik untuk umat.
Strategi Muhammadiyah Pemalang dalam menata warganya harus memajukan organisasi. Strategi itu meliputi:
- Memberdayakan, dan memajukan umat melalui kerja-kerja yang kongkret, sistematik dan strategis untuk berpihak kepada warga Muhammadiyah dan umat lainnya sebagai bagian dakwah.
- Mengembangkan kuantitas dan kualitas Amal Usaha Muhammadiyah Kabupaten Pemalang.
- Mengembangkan dakwah digital.
- Berperan dalam perjuangan keumatan, kebangsaan dan kemanusiaan universal.
Sampai kini Muhammadiyah memiliki daya tahan yang kuat karena empat hal, yaitu: manhaj dalam akidah, intelektual, kedermawan, dan organisasi yang tertib. Melalui layanan pendidikan, kesehatan, hukum, sosial , ekonomi Muhammadiyah pemalang bisa memberikan kontribusi besar kepada warga persyarikatan ,umat dan bangsa sehingga tercipta Masyarakat Sejahtera dan mandiri.(*)
Editor Notonegoro