
PWMU.CO – Mudik yang merupakan akronim atau singkatan “menuju udik” sudah menjadi tradisi tahunan bagi masyarakat kita, utamanya yang beragama Islam dan hendak merayakan Idul Fitri di kampung halaman. Karena itu, ada pula yang memaknai “mudik” dengan pengertian Jawa “mulih dhisik” atau pulang duluan.
Mudik memang telah menjadi momentum berharga untuk berkumpul dengan keluarga. Utamanya bagi yang lama hidup di perantauan, jauh dari sanak saudara dan handai taulan. Karenanya, bagi sebagian besar orang, mudik atau pulang ke kampung halaman sudah menjadi keharusan.
***
Khususnya bagi para bunda yang sedang dalam kondisi hamil dan sekaligus berencana mudik, hal utama yang harus dipersiapkan adalah menjaga kondisi kesehatan bunda dan janin yang dikandungnya. Karena itu, yang pertamakali adalah memastikan diri sudah melakukan pemeriksaan kehamilan ke tenaga medis profesional. Dan tentunya sudah mendapatkan izin untuk melakukan perjalanan jauh. Jika dokter tidak memberikan izin karena adanya kondisi kesehatan tertentu atau penyakit penyerta, sebaiknya tidak memaksakan diri untuk mudik.
Selain adanya rekomendasi layak mudik dari dokter yang berwenang, faktor lain yang tidak boleh disepelekan adalah menentukan transportasi yang aman dan nyaman. Tidak semua jenis kendaraan bisa direkomendsikan untuk ibu hamil. Maka moda transportasi yang bisa ibu hamil gunakan adalah mobil, kereta api, atau pesawat.
Jika menjadikan pesawat terbang sebagai pilihan transportasi untuk mudik, pastikan sudah membaca peraturan pada maskapai penerbangan tersebut terkait ibu hamil. Beberapa maskapai membatasi usia kehamilan maksimal 35 minggu, sementara bagi ibu dengan kehamilan kembar, batasnya bisa lebih rendah, yaitu 31 minggu.
Pakaian juga menjadi faktor yang perlu untuk menjadi perhatian ibu hamil saat hendak mudik. Memilih pakaian yang nyaman selama perjalanan, seperti pakaian berbahan adem, menyerap keringat, dan longgar sangat disarankan. Gunakan alas kaki yang empuk, tidak licin, juga hindari sepatu dengan hak tinggi agar tetap nyaman dan aman.
Persiapkan kebutuhan perjalanan sejak jauh-jauh hari agar tidak ada yang tertinggal, seperti vitamin, susu hamil, atau obat-obatan yang diperlukan. Simpan obat-obatan penting di tempat yang mudah dijangkau. Bunda juga bisa membawa camilan sehat dan minuman untuk mencegah dehidrasi. Jika perlu, manfaatkan rukhsah (keringanan) dengan tidak berpuasa, terutama saat melakukan perjalanan jauh.
Karena perjalanan mudik sering menemui kemacetan, sebaiknya rencanakan rute perjalanan agar lebih lancar. Hindari jalan yang terlalu rusak atau berlubang untuk mencegah guncangan berlebih. Pastikan juga terdapat titik-titik pemberhentian untuk istirahat, makan, atau ke kamar mandi. Jika perjalanan jauh, jangan memaksakan diri untuk terus melaju tanpa istirahat. Jika tubuh mulai terasa lelah, pegal, atau kram, segera beristirahat.
Untuk menghindari pegal di leher, punggung, atau pinggang selama perjalanan, Bunda bisa membawa bantal leher atau bantal kecil sebagai penopang. Jika menggunakan kereta api, pilih kursi yang dapat di atur posisinya. Jika menggunakan mobil pribadi, atur posisi duduk senyaman mungkin agar tubuh tidak mudah lelah.
Hal lain yang tak kalah penting adalah mengetahui lokasi fasilitas medis di sepanjang perjalanan. Informasi ini akan sangat berguna jika terjadi kondisi darurat yang memerlukan bantuan medis. Pastikan Bunda dan keluarga mengetahui lokasi rumah sakit, klinik, atau posko kesehatan terdekat sebelum berangkat.
Mudik bukanlah larangan bagi ibu hamil, asalkan kondisi bunda dan bayi sehat serta melakukan persiapan dengan matang. Sebelum berangkat, rutinlah berolahraga ringan seperti jalan pagi, senam hamil, atau yoga untuk mengurangi nyeri pinggang dan meningkatkan kualitas tidur.
Pastikan melakukan semua persiapan sejak jauh-jauh hari agar mudik terasa aman, nyaman, serta membuat bunda dan bayi tetap sehat dan bahagia. (*)
Editor Notonegoro