
PWMU.CO – Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Jalen Genteng Banyuwangi menggelar shalat Idul Fitri 1446 H pada Senin (31/3/2025) di Lapangan SD Muhammadiyah 9 Jalen.
Pada pelaksanaan Shalat Idul Fitri ini, Ketua Divisi Korp Mubaligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Genteng, Ustadz Tondo Harjoyo SPdI, bertindak sebagai imam dan khatib. Dalam Khutbahnya, Ustadz Tondo mengusung tema “Indikator Keberhasilan Puasa Ramadan”.
Kondisi cuaca yang cukup cerah membuat pelaksanaan shalat Idul Fitri semakin khidmat. Sebelumnya, panitia sempat khawatir karena pada malam sebelum pelaksanaan shalat Idul Fitri, mulai pukul 16.00 WIB, lingkungan PRM Jalen diguyur hujan hingga pukul 22.00 WIB. Panitia pun telah mengantisipasi kemungkinan jika hingga pagi hari gerimis tidak kunjung reda, maka Masjid Al-Falah Jalen sudah dipersiapkan sebagai alternatif.
“Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT. Tepat pukul 22.30 WIB, gerimis mulai reda. Dengan niat Bismillah karena Allah, panitia mulai memasang sound system dan mempersiapkan pelaksanaan shalat Idul Fitri hingga pukul 02.00 WIB,” ujar Panitia Shalat Idul Fitri, Zaenul Arifin.
Pukul 05.30 WIB waktu setempat, jamaah warga Muhammadiyah PRM Jalen mulai berdatangan, dan hingga pukul 06.00 WIB, ratusan jamaah laki-laki dan perempuan sudah memadati lapangan PRM Jalen.
Tepat pukul 06.20 WIB, rangkaian pelaksanaan shalat Idul Fitri dimulai. Acara diawali dengan laporan panitia mengenai perolehan zakat fitrah PRM Jalen yang dipusatkan di Masjid Al-Falah Jalen. Total perolehan zakat fitrah yakni sebanyak 1.645,5 kg beras, termasuk zakat berupa uang yang telah diberaskan dan dibagikan kepada 210 KK atau 268 jiwa yang berhak menerimanya. Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan pembacaan tata tertib shalat Idul Fitri, sebelum akhirnya dilanjutkan dengan shalat Idul Fitri.
Indikator Keberhasilan Puasa Ramadan
Dalam khutbahnya, Ustadz Tondo mengulas tentang keberhasilan ibadah puasa Ramadan, yang dapat diukur melalui empat indikator.

Pertama, meningkatnya ketakwaan kepada Allah SWT. Setelah menjalankan ibadah puasa, seharusnya kita merasakan adanya peningkatan ketaatan kepada Allah SWT.
Kedua, terjaganya diri dari perbuatan dosa dan maksiat.
“Puasa bukan sekadar menahan makan dan minum, tetapi juga menahan diri dari perbuatan maksiat. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, yang artinya, Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan dusta, maka Allah tidak membutuhkan ia meninggalkan makan dan minumnya,” tuturnya.
Ketiga, meningkatnya kepedulian sosial dan empati. Puasa mengajarkan kita untuk merasakan bagaimana sulitnya menahan lapar dan dahaga, sehingga menumbuhkan rasa empati terhadap sesama.
Keempat, istiqamah dalam melakukan kebaikan. Amal ibadah yang paling dicintai Allah adalah amalan yang dilakukan secara terus-menerus, meskipun sedikit.
“Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, Amal yang paling dicintai Allah adalah amalan yang dilakukan secara istiqamah (terus-menerus), walaupun sedikit. (HR. Bukhari dan Muslim),” ulas Ustadz Tondo.
Keempat indikator keberhasilan puasa Ramadan tersebutlah yang menjadi intisari khutbahnya. Khutbah kemudian diakhiri dengan doa dan pelaksanaan Shalat Idul Fitri di PRM Jalen pun selesai.(*)
Penulis Abdul Muntholib Editor Ni’matul Faizah