
PWMU.CO – Tradisi meminta-minta yang dilakukan oleh anak-anak pada malam Hari Raya Idul Fitri seolah menjadi kebiasaan yang wajib bagi mereka. Selain untuk menambah sangu (bekal) berlebaran, tradisi ini juga dijadikan ajang kompetisi atau adu gengsi di antara sesama anak-anak.
Tradisi meminta-minta ini tentu mengganggu pemandangan dan mencoreng citra komunitas, seolah-olah ada pembiaran terhadap kebiasaan ini. Oleh karena itu, diperlukan solusi untuk mengikis tradisi ini, bahkan jika memungkinkan, menghilangkannya sama sekali, karena tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.
Atas dasar inilah, Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Sendangagung, Paciran, Lamongan, Jawa Timur, berupaya menepis anggapan bahwa persyarikatan bersikap pasif dan abai terhadap persoalan sosial ini.
Melalui kegiatan takbiran keliling, PRM Sendangagung memiliki cara jitu agar anak-anak dapat merayakan Idul Fitri dengan penuh khidmat tanpa harus mondar-mandir meminta uang dari rumah ke rumah. Hal ini sebagaimana diterapkan dalam perayaan malam Idul Fitri 1446 H pada Ahad (30/3/2025).
Mereka tidak lagi berkesempatan meminta uang dari para dermawan, sebagai gantinya, panitia takbiran keliling memberikan uang kepada mereka setelah mereka melafalkan takbir, tahlil, dan tahmid sambil berkeliling dari kampung ke kampung di Sendangagung.
Keunikan dari kegiatan ini terletak pada pembagian uang dalam pecahan kecil, mulai dari Rp2.000, Rp5.000, hingga Rp10.000, semuanya dalam kondisi baru. Sebelum dibagikan, panitia terlebih dahulu menukarkan uang lama dengan uang baru agar lebih menarik bagi anak-anak.
“Uang tersebut diperoleh dari para dermawan, dan tahun ini terdapat 17 aghniya’ (orang kaya) yang berdonasi dengan nilai sumbangan mulai dari Rp500.000 hingga Rp3.000.000. Total dana yang terkumpul mencapai Rp18.055.000, yang kemudian dibagikan kepada 328 peserta, masing-masing menerima Rp50.000. Selain itu, masih ada sisa dana yang akan disiapkan sebagai cadangan untuk tahun depan,” terang Wakil Ketua PRM Sendangagung Bidang Kesejahteraan Sosial (Kesia), Sekar Gondo SPdI.
Sekar Gondo juga menyampaikan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk menghilangkan budaya meminta-minta pada malam Idul Fitri di kalangan anak-anak sekolah, khususnya peserta didik Muhammadiyah, mulai dari tingkat PAUD hingga Madrasah Aliyah.
“Inisiator kegiatan ini adalah Wakil Kepala SMPM 12 bidang Sarpras sekaligus guru ngaji di Masjid An-Nur Sendangagung, Bapak Slamet. Saat ini, pelaksanaan kegiatan dikelola oleh PRM Sendangagung Bidang Kesejahteraan Sosial, namun Bapak Slamet tetap berperan aktif dalam program ini. Semoga tahun depan semakin banyak aghniya’ yang peduli dan bersedia menyalurkan sebagian rezekinya untuk mendukung kegiatan ini,” pungkasnya. (*)
Penulis Gondo Waloyo Editor Ni’matul Faizah