
PWMU.CO – Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Sidokumpul, Paciran, Lamongan, sukses menggelar Pengajian Umum dalam rangka Halalbihalal pada Kamis (10/4/2025) di perempatan Jalan Desa Sidokumpul.
Acara ini menghadirkan Ketua Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah (LPHU) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Dr Sam’un MAg sebagai narasumber. Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh seluruh jajaran PRM Sidokumpul, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Paciran, PCM Panceng Gresik, Ortom, karyawan AUM, serta warga persyarikatan.
Mengawali ceramahnya, Ustadz Sam’un mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT, bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW, lalu menyapa jamaah pengajian.
Selanjutnya, ia menjelaskan tiga macam pembagian syukur menurut Imam Ghazali, yaitu ilmu, keadaan, dan amal. Dengan ilmu, manusia dapat memahami bahwa segala nikmat yang diterima berasal dari Allah SWT, sehingga wajib baginya untuk bersyukur.
“Saat memperoleh nikmat, manusia merasa senang dan gembira. Kemudian, dengan nikmat tersebut, mereka dianjurkan untuk melakukan perbuatan yang dicintai Allah, seperti beribadah dan sebagainya,” ujarnya.
Selanjutnya, ia mengutip ayat al-Quran Surat Ali Imran ayat 134 yang berbunyi:
ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلْكَٰظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ
Artinya: “Orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan”.
Menurutnya, berdasarkan ayat tersebut, dalam rangka menyucikan diri atau kembali ke fitrah pada Idul Fitri, kita harus melaksanakan beberapa hal berikut:
1. Berinfak baik dalam keadaan lapang maupun sempit.
2. Mampu menahan amarah.
3. Memaafkan kesalahan orang lain.
4. Selalu berbuat kebaikan.
“Maka dari itu, dalam pengajian Halalbihalal ini, penting bagi kita semua untuk saling meminta maaf dan memaafkan, agar hubungan silaturahmi di antara kita tidak terputus,” tuturnya.
Berkaitan dengan silaturahmi, Ustadz Sam’un kemudian mengutip hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Hadits tersebut berbunyi:
“Orang yang menyambung silaturahmi bukanlah sekadar orang yang membalas kebaikan dengan kebaikan, tetapi ia yang, ketika silaturahminya terputus, segera berusaha menyambungnya.”
“Berdasarkan hadits tersebut maka, setiap manusia dianjurkan untuk menyambung kembali hubungan silaturahmi yang terputus dengan saling memaafkan satu sama lain,” jelasnya.
Ustadz Sam’un yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua PCM Sepanjang, Sidoarjo, ini juga menyampaikan tips dan trik dalam membangun Muhammadiyah agar menjadi organisasi yang besar dan kuat. Menurutnya, ada tiga hal yang dapat dilakukan oleh jajaran pengurus Muhammadiyah dalam menggerakkan organisasi, yaitu bekerja, kompak, dan saling mendukung.
“Seluruh jajaran persyarikatan harus bersedia bekerja, menjalin kekompakan dan kebersamaan, serta saling mendukung satu sama lain untuk bersama-sama membesarkan Muhammadiyah di semua tingkat kepemimpinan,” pesannya. (*)
Penulis Ma’in Editor Ni’matul Faizah