PWMU.CO – Tidak sepatutnya seorang mukmin merasa heran dan risau dengan sedikitnya rezeki yang diberikan Allah padanya. Sebab semua itu ada hikmahnya seperti menjadi semakin dekat hubungan dengan Tuhannya.
Itu penggalan tausiyah disampaikan Ustadz Drs Zaini dalam Kajian Ranting Ahad kedua di Gedung Dakwah dan PAUD ABA 6 Perum Sekardangan Indah Blok AA No 3 Sidoarjo, Ahad (12/11/2017). Dalam kajian yang dihadiri lebih dari 50 jamaah tersebut Ustadz Zaini membahas Tazkiyatun Nafs (Penyucian Jiwa) dengan mengangkat topik utama kajian pada salah satu sifat Allah, yakni Ar Razaq (Yang Maha Pemberi Rizki).
Baca juga : Muhammadiyah Bisa Berperan sebagai Peredam Potensi Konflik Pilgub Jawa Timur
Menurut Ustadz Zaini, kesempitan dan kekurangan rezeki yang dirasakan seorang mukmin pasti ada hikmah di dalamnya. “Hamka suatu ketika pernah ditanya seorang pasien yang belum sembuh-sembuh dari penyakitnya, padahal doanya tak kurang-kurang. Hamka kemudian menjawab, sakit yang kita derita mungkin cara Allah untuk menyuruh kita lebih bermesraan dalam munajat kepadaNya,” jelasnya.
“Karena Allahlah yang sesungguhnya yang menciptakan rezeki dan yang diberi rezeki yaitu manusia dan makhluk lainnya. Dia pula yang menjadikan rezeki sampai pada mereka. Dan dari Dia pula sebab-sebab rezeki itu dapat dinikmati,” ungkap Ustadz asal Kebonsari Candi mengutip pendapat Imam Ghazali.
Rezeki dari Allah, menurut Zaini, ada dua. Rezeki lahiriyah dan bathiniyah. “Harta, makanan-minuman, dan badan sehat itu termasuk rezeki lahir,” ujarnya. Sementara rezeki batin berupa ilmu, seperti pengetahuan seseorang mengenai agamanya serta dekatnya hati dengan Allah berupa ridha, cinta, dan rindu.
Zaini juga menyampaikan enam hal yang dapat meningkatkan rezeki. Di antaranya takwa, sederhana, qanaah, dan silaturahim. “Selain itu juga banyak bersyukur, mengadakan kajian dan bacaan Al Quran,” tambahnya. (das)