PWMU.CO – Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan Aisyiyah Kepanjen Kidul Kota Blitar menggelar pengajian bersama, Ahad (12/11/2017).
Hadir sebagai penceramah Ustadz Junari SAg yang mengupas tentang lebah. Pengajian yang digelar di rumah Ketua Majelis Pelayanan Sosial Drs Muryani MPd dihadiri oleh 300 kader laki-laki dan perempuan
Ustadz Junari menuturkan, tawon adalah hewan yang memakan sesuatu yang baik dan menghasilkan yang baik pula. Tawon juga tidak merusak tempat dia hinggap dan tinggal.
”Itulah perumpamaan dari seorang mukmin yang baik. Kehadirannya di tengah masyarakat senantiasa menebar manfaat dan menjadi teladan dalam kebaikan. Tetapi jangan sekali-kali engkau mengganggunya, karena dia akan mengejarmu kemanapun engkau pergi jika kau lakukan itu, meskipun pada dasarnya tawon tidak suka mengganggu,” katanya.
Baca juga : Diskusi Perempuan di Antara Perempuan Digelar IMM Blitar
Sebaliknya lalat, sambung Junari, hewan yang suka mengambil barang kotor. Kehadirannya pun dianggap mengganggu dan tidak diharapkan. Oleh karena itu, orang-orang yang suka membicarakan kejelekan orang lain, mengganggu ketentraman hidup bermasyarakat dan tidak berakhlakul karimah seringkali diibaratkan sebagai lalat.
Ustad Junari kemudian bertanya kepada jamaah, “Ibu-ibu, bapak-bapak kita yang hadir ini termasuk kategori tawon atau lalat..?”
Spontan jamaah ibu-ibu kompak menjawab, “Tawonnn…….”
Ustadz Junari melanjutkan, mungkin kita adalah tawon yang kadang-kadang menyerupai lalat atau lalat yang kadang-kadang menyerupai tawon. Lantas Junari mengutip hadits,”Innamaa buitstu li utimma makaarimal akhlaaq.” Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.
Dalam pengajian itu juga mengadakan bazaar, pengobatan gratis bekerja sama dengan RSU Aminah, dan pembagian bingkisan untuk 50 orang warga dari LazisMu Kota Blitar. Ketua Panitia Drh Sri Widodo yang sekaligus ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Sentul yang menjadi tuan rumah pengajian berharap dengan acara yang diselenggarakan di rantingnya dapat semakin mendekatkan Muhammadiyah dengan warga sekitar. (mustakim)