PWMU.CO – Satu lagi terobosan spektakuler diinisiasi oleh civitas Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Dosen Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP), Wahono, menciptakan pesawat tanpa awak (drone) untuk pemetaan lahan dan penyebaran bibit di daerah yang sulit dijangkau manusia. Drone itu diberi nama Farm Mapper dengan daya jangkau luas dan visual dengan resolusi tinggi.
Kandidat Doktor Universitas Gajah Mada (UGM) ini merancang sendiri alat-alat tersebut untuk menyelesaikan disertasinya dengan fokus pada inovasi yang mendukung kebutuhan pupuk untuk tanaman di area yang sangat luas. Maka, muncullah ide menciptakan drone sendiri. “Untuk membuat pesawat ini, saya harus menguji coba ulang dengan memodifikasi dari model pesawat tanpa awak sejenis yang sudah ada sebelumnya,” ungkapnya.
(Baca: Drone Ciptaan Dosen UMM Ini Ternyata Terinspirasi Surat Arrahman)
Dengan background keahlian di bidang teknologi informasi, drone yang dikembangkan Wahono memiliki teknologi high resolution real time. Pesawat ini mampu memetakan (mapping) wilayah hingga luas 800 sampai 900 meter sekali terbang dalam waktu dua jam. “Hal ini tentu membuat proses pemetaan lahan jadi jauh lebih efektif dan efisen.Kalau harus mengukur satu persatu ke lapangan membutuhkan waktu lama dan mengeluarkan biaya yang sangat tinggi,” kata mantan kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Komputer UMM ini.
Farm Mapper menggunakan sensor canggih yang mampu memetakan area seluas itu tanpa menggunakan remote control. “Kita tinggal program pesawat ini mau terbang ke area mana yang akan kita mapping, sambil melihat proses pemetaan di front station pada layar komputer, sampai dia kembali lagi,” terangnya.
Hasil pemetaan yang diperoleh tadi langsung terunggah di komputer yang telah dipasang aplikasi khusus. Data tersebut bisa direkonstruksi dalam model 2D dan 3D. Selain untuk pertanian, Wahono menuturkan, Farm Mapper juga bisa digunakan untuk pemetaan terumbu karang dibawah permukaan laut pada pulau-pulau kecil, juga di wilayah pertambangan juga bisa. (humas umm/aan)