PWMU.CO – Perjuangan Muhammadiyah sejak awal berdiri adalah memberdayakan umat dan mencerdaskan bangsa. Dengan sedekah menyantuni orang miskin, mendirikan sekolah menjadikan rakyat pintar.
Hal itu disampaikan Ketua Majelis Tabligh PWM Jawa Timur Muhammad Sholihin MPSDM ketika menjadi pembina upacara Milad dan Pelatihan Peningkatan Kualitas Muballigh Muhammadiyah (PKM) di halaman SMK Muhammadiyah Panekan, Magetan, Sabtu (18/11/2017).
Sholihin menceritakan, KH Ahmad Dahlan dengan tekad yang bulat dan dipenuhi dengan rasa keimanan serta keyakinannya, akhirnya mendirikan Muhammadiyah pada tanggal 18 Nopember 1912 M/8 Dzulhijjah 1330 H di Kampung Kauman Yogyakarta.
Berita sebelumnya : Milad Muhammadiyah ke-105: Pilih Bebek, Kuda, atau Harimau Jelang Tahun Politik?
Betapa beratnya perjuangan KH Ahmad Dahlan pada waktu itu, kata dia, karena kondisi umat Islam benar-benar dalam kondisi sangat memprihatinkan.
“Waktu itu kebodohan ada di mana-mana, kemiskinan merajalela, keterbelakangan umat begitu memperihatinkan, kerukunan umat Islam sangat menipis, ajaran Islam tercampur dengan takhayul, bid’ah dan khurafat dan cara berpikirnya terbelenggu oleh kejumudan,” ujarnya.
Untuk mengatasi segala problematika umat dan bangsa, lanjut dia, KH Ahmad Dahlan berjuang dengan gigih dan penuh dengah strategi tanpa kenal lelah. “Persyarikatan Muhammadiyah hadir untuk turut serta mengatasi masalah bangsa ini,” tuturnya.
Kini, usia Muhammadiyah sudah mencapai 105 M/109 H dan terbukti perjuangannya begitu nyata dirasakan oleh umat dan bangsa Indonesia.
“Berdirinya ribuan sekolah Muhammadiyah, ratusan Perguruan Tinggi Muhammadiyah, ribuan rumah sakit Muhammadiyah dan Aisyiyah, ribuan panti asuhan Muhammadiyah dan Aisyiyah, ribuan masjid dan Lazismu adalah bukti nyata kontribusi Muhammadiyah untuk umat dan bangsa,” urainya.
Lalu apa yang membuat Muhammadiyah tetap bertahan dan berkembang seperti saat ini? Menurut Sholihin, karena keikhlasan, keseriusan, ketulusan, kesabaran, keistiqomahan dan pengorbanan, serta kesungguhan dari para pendahulu yang menjadikan Muhammadiyah sebagai wadah perjuangan dalam menegakkan nilai-nilai ajaran Islam.
Di akhir pemaparannya, Sholihin mengajak, kader Muhammadiyah untuk melakukan beberapa hal dalam mengembangkan Muhammadiyah dewasa ini. Di antaranya meningkatkan kualitas pengetahuan keagamaannya dengan terus belajar memperdalam ajaran Islam, mendakwakan nilai-nilai ajaran Islam dengan cara yang modern dan berkemajuan, mengurus organisasi dengan turut memecahkan segala persoalannya.
“Inti berorganisasi adalah memecahkan masalah, turut berjuang dan berkorban untuk mengembangkan dakwah,” tandasnya. (aan)