PWMU.CO – Seminggu sebelum berangkat umrah, saya mendapatkan postingan berita dari beberapa kawan mengenai kondisi Masjid Alharam, yang sedang ada proyek perbaikan sumur Zamzam, sehingga jamaah umrah tidak bisa leluasa tawaf di sana.
Untuk masuk areal halaman Ka’bah, harus menunggu giliran rata-rata 1-1,5 jam. Sehingga sebagian besar lebih memilih tawaf di lantai dua dan tiga Masjid Alharam, meski jaraknya lebih jauh karena diameternya memang lebih luas.
Informasi ini benar adanya. Bermanfaat untuk menyiapkan mental mereka yang mau umrah agar lebih siap dan tawakal menghadapi medan yang tidak mudah. Walau tetap saja, ada yang gelisah membayangkan kesulitan-kesulitannya.
Seperti janji Allah SWT, setiap ada kesulitan, selalu ada kemudahan. Justru karena ada renovasi di sekitar ka’bah, kami rombongan Travel Relasi bisa tawaf dengan mudah, termasuk yang berkursi roda. Bisa tawaf dekat Ka’bah tanpa berdesak-desakan dengan jamaah lain seperti biasanya.
“Berkah renovasi, kami bisa tawaf mengelilingi ka’bah sebanyak tujuh kali dengan mudah dalam tempo sesingkat-singkatnya,” komentar para jamaah. Bahkan, sebagian bisa mencium hajar aswad atau sekadar mengusap tutup luarnya. Sesuatu yang sulit terjadi pada kondisi biasa.
Sekitar pukul 02.00 Waktu Saudi Arabia, kami baru memulai tawaf. Tiga puluh menit kemudian sudah rampung berikut shalat sunnahnya. Total waktu yang diperlukan plus sa’i, sekitar satu jam saja.
Mendapatkan kemudahan seperti ini, Prof Dadang Kahmad mengingatkan agar jamaah mensyukurinya. “Jangan lupa diri, itulah karunia Allah SWT yang harus disyukuri,” pesan Ketua PP Muhammadiyah tersebut.
Kebijakan melakukan pengetatan aturan masuk pelataran utama Ka’bah, berupa pembatasan hanya mereka yang mengenakan pakaian ihram saja patut diapresiasi bersama.
Biasanya, setiap jamaah haji atau umrah bebas melakukan tawaf sunah kapan saja. Mengingat arealnya terbatas, maka pasti mengganggu mereka yang sedang melakukan tawaf wajib.
Demi kemaslahatan, kebijakan tersebut nampaknya perlu dipertimbangkan untuk dilanggengkan, meski renovasi sudah berakhir sebelum Ramadhan 2018.
Untuk diketahui, sumur Zamzam terletak sekitar 20 meter dari Ka’bah. Sumur suci ini memompa hingga 18,5 liter perdetik dari kedalaman yang hanya mencapai 30 meter.
Proyek renovasi terdiri dari dua bagian. Pertama, membangun saluran untuk mengalirkan air Zamzam di area sebelah timur tempat tawaf, dengan lebar saluran mencapai 8 meter dan panjang 120 meter.
Kedua, membangun sarana sterilisasi daerah sekitar Zamzam, dengan membersihkan puing beton dan besi yang berjatuhan dari struktur bangunan Masjidi Alharam. Proyek ini mencakup pemasangan gypsum yang disterilkan di sekitar sumur untuk memastikan aliran air yang stabil. (Nadjib Hamid)