PWMU.CO – Setelah sukses dengan aksi pertamanya pada bulan Oktober 2017, hari ini (21/11/17) komunitas Kizuna menggelar aksi kedua.
Mengusung tema stop kekerasan terhadap perempuan dan anak, 8 perempuan muda ini beraksi di TK ‘Aisyiyah 36 Perumahan Pongangan Indah, Manyar-Gresik.
Ada yang berbeda dengan aksi mereka kali ini. Kizuna menggunakan kostum serba hitam dan beberapa aksesoris tambahan serta riasan wajah mirip Kelinci dan Singa.
Narator aksi Ria Eka Lestari menyampaikan aksi kali ini dikemas dengan konsep Panggung Fabel. “Harapan kami, adik-adik usia TK dapat menikmati dan mengambil hikmah dari cerita yang kami tampilkan dengan kemasan yang menarik,” jelasnya.
Sementara itu, pencetus ide Panggung Fabel Ria Pusvita Sari menjelaskan awalnya ingin menampilkan cerita dengan boneka tangan. “Namun, saya berpikir bahwa boneka tangan sudah umum. Nah akhirnya saya usulkan membuat Panggung Fabel dengan anggota Kizuna sebagai pemainnya,” tuturnya bersemangat.
Vita—panggilan akrabnya—bercerita poin penting dari perannya. “Sebagai Merry, si kelinci kecil, saya memerankan anak yang polos namun sangat memegang teguh nasehat mama. Sehingga ketika ada singa yang mencoba membujuk, saya tahu apa yang harus saya lakukan,” jelasnya sembari merapikan riasan wajah.
Sang Sutradara Ririn Eka Novitasari berharap amanat yang disampaikan dari cerita dapat diterima anak-anak dengan baik. “Mereka hendaknya berhati-hati khususnya dengan orang yang tidak dikenal. Mereka juga harus tahu bagaimana cara menjaga diri sendiri ketika tidak bersama orangtua,” paparnya.
Kepada PWMU.CO, anggota Kizuna lainnya Is Sejati Wuni mengaku pentingnya edukasi anti-bullying pada anak. “Kami juga mengenalkan bagian tubuh mana yang boleh dan tidak boleh disentuh oleh orang lain melalui lagu supaya mudah diingat anak-anak,” imbuhnya.
Ditemui di sela acara, pemeran mama kelinci Athiq Amiliyah menceritakan kisahnya. “Saya membawakan peran mama kelincin yang khawatir karena anak kelinci paling kecil yang bernama Merry akan mulai masuk sekolah. Dia khawatir akan kondisi hutan di luar kebun wortel,” ucapnya sembari menyiapkan properti.
Lain halnya dengan pemeran anak kelinci Kazue Salsabela Rachelinda yang merasa harus belajar berakting sebagai kakak. “Sebagai Terry (kakak Merry), saya harus melindungi adik saya dari rayuan Singa. Itu pesan mama,” jelasnya ikut menceritakan perannya seraya menempel wortel di sela-sela taman buatan.
Ditemui usai acara, pemeran singa Mirsalia Widyastuti menjelaskan bahwa seringkali terjadi anak-anak usia TK dibujuk atau dirayu dengan permen, coklat, dan sejenisnya. “Peran singa dalam cerita ini juga sama dengan yang sering terjadi di dunia nyata. Singa membujuk Merry supaya mau diajak pergi dengan memberi Merry coklat dan permen,” ungkapnya.
Anggota Kizuna lainnya Ria Tri Wulandari berharap melalui Panggung Fabel ini, anak-anak usia TK dapat menjaga dirinya ketika berada di luar rumah. “Mereka juga paham bahwa sangat penting mendengarkan nasehat orang tua. Untuk anak TK B juga memahami bahwa mereka juga harus menjaga adik-adik TK A,” tegas Wulan, panggilan akrabnya usai memberikan game dan kuis untuk adik-adik TK.
Kepala TK Aisyiyah 36 PPI Kurniawati sangat mengapresiasi kegiatan Panggung Fabel karena cerita yang dibawakan sangat dibutuhkan olek anak-anak TK. “Anak-anak juga antusias menyaksikan karena pemerannya menarik. Ketika kuis, mereka juga dapat menjawab pertanyaan, misalnya tentang anggota tubuh mana yang boleh disentuh dan apa yang harus dilakukan jika bertemu orang asing yang mengajak pergi. Saya pikir ini unik dan penting,” tambahnya.
Lindungi perempuan dan anak! (rp)