PWMU.CO – Sejumlah kaum hawa duduk berdoa di salah satu sudut Jabal Rahmah. Mereka memohon segera dipertemukan jodohnya.
Di sudut lain beberapa pasang suami istri menghadapkan wajahnya ke arah tugu yang berada di puncak bukit batu setinggi 70 meter tersebut seraya melakukan shalat dan memohon dilanggengkan bersama pasangannya.
Pemandangan seperti itu rutin terjadi setiap hari di Jabal Rahmah, termasuk ketika rombongan kami berada di sana pada Selasa (21/11/2017) pagi.
Jabal Rahmah adalah sebuah bukit di Padang Arafah yang diyakini sebagai tempat bertemu kembali antara Nabi Adam dan Siti Hawa, setelah dipisahkan dan diturunkan dari Surga.
Meski para ulama sudah menegaskan bahwa merziarahi Jabal Rahmah bukanlah hal yang disunahkan, nyatanya banyak peziarah berdatangan. Bahkan shalat dan berdoa menghadap monumen di puncak Jabal Rahmah. Selain juga tidak sedikit yang menuliskan nama dengan harapan yang sama, diberikan kelancaran jodoh dan kelanggengan pasangannya.
“Meyakini Jabal Rahmah adalah tempat mustajabah adalah salah kaprah, atau sesat jalan,” kata Ustadz Rudi. Persoalannya, lanjut sang Muthawif yang sudah lama tinggal di Saudi ini, kerap diberitakan ada artis bertemu jodoh setelah dari Jabal Rahmah, sehingga banyak yang mempercayai kebenarannya.
Bahkan di rombongan kami juga ada yang potensial memercayainya. Kalau tidak diwanti-wanti sebelumnya oleh Prof Yunahar Ilyas, pasti ada yang tergoda melakukan hal yang sama: berdoa atau sekadar menuliskan nama di sana. Beruntung ada penjaga gawang akidah, sehingga hal itu tidak terjadi kecuali hanya minta difoto saja.
“Pak, jomblo-jomblo tua ini tolong difoto ya, biar segera laku,” canda mereka sambil bergaya di depan kamera.
Terlepas ada yang “sesat jalan”, ziarah ke Jabal Rahmah memang menantang dan mengasyikkan. Buktinya, di tengah banyaknya pengunjung yang silih berganti mendaki puncak gunung, rombongan kami yang sebagian besar tidak lagi muda itu pun masih tertantang mendaki lewat jalan terjal. Salah satunya, Sri Handayani.
“Ya, untuk kenang-kenangan Pak,” kata guru TK Aisyiyah Gadung, Surabaya itu memberi alasan. “Semoga bertemu jodoh Bu! Eh… maksudnya langgeng dengan pasangannya,” goda kawannya. (Najib Hamid)