PWMU.CO – Wajah Amanda Feriani Rahmawati pucat. Ia cemas. Dua temannya: Anang Khoirul Rasyid (Kelas X) dan Muhammad Taufiqurraman (Kelas XII) berkelahi hebat di halaman sekolah.
Ditemani beberapa siswi lainnya, ia bergegas ke ruang guru. “Pak, ada yang berkelahi,” lapor Amanda setengah berteriak.
Guru-guru pun kaget. Kontan, mereka berhamburan keluar ruang. Segera kabar ini menyebar ke seluruh kelas. Pelajaran terhenti. Semua berlarian keluar.
Halaman sekolah pun jadi riuh. Guru dan murid tumplek-blek di situ. Semua penasaran dengan laporan Amanda. Dan semua bermaksud melerai perkelahian.
Tapi apa yang terjadi? Saat semua sudah berkumpul di TKP, tiba-tiba lagu Guruku Tersayang milik Serina Munaf mengalun, diringi para siswa.
Sejurus kemudian beberapa siswa keluar membawa tumpeng dan kue tart. “Selamat Hari Guru,” sahut mereka serentak. Guru-guru pun terkejut. Termasuk kepala sekolah Mutamakin SH.
Tapi keterkejutan itu berubah seketika menjadi haru dan bangga. “Kami tak menyangka. Terima kasih anak-anak,” ujar Mutamakin, dengan suara bergetar.
Inilah surprise alias kejutan pertama yang diberikan siswa-siswi SMA Muhammadiyah 3 Bungah, Gresik, pada peringatan Hari Guru Nasional (HGN) yang dilakukan hari Kamis (23/11/17) kemarin.
Belum reda rasa keterkejutan itu, tiba-tiba masuk ke lapangan wajah-wajah yang tak asing bagi keluarga besar sekolah: wajah Ibu dan Bapak Guru Smadiga—sebutan sekolah ini.
Tapi kali ini sedikit berbeda. Posturnya terlihat lebih muda dan ramping. Teryata mereka adalah guru KW, alias tiruan. Guru-guru asli pun tertawa, diikuti para siswa.
Syifa Huseina Mirzani–guru KW yang memperagakan sosok guru asli bernama Mimin Juminahini Spd SSn lalu beraksi.
Dia memanggil murid bernama Cinberly Mega Zunu ke depan untuk dimarahi karena telah melanggar peraturan. Mimin, guru asli yang dijiplak penampilannya ngakak dibuatnya. “Mirip banget,” komentarnya.
Syifa pun bahagia.”Enak juga jadi guru, bisa marah-marah,” ucapnya. Dia bersama para guru KW memberi surprise kedua di hari itu: menyamar sekaligus meniru gaya setiap guru yang selama ini mengajar mereka.
Mutamakin, yang juga punya kembaran kepala sekolah KW, memberi apresiasi pada murid-muridnya yang punya cara unik memberi selamat pada guru-gurunya.
“Kami sama sekali tidak tahu skenario ini. Ternyata perkelahian yang dilaporkan itu hanya akting untuk memancing agar guru-guru pada keluar,” ujar pria asli Lamongan itu.
Kepanikan di awal dan keterkejutan-keterkejutan itu menjadi happy ending. Semua gembira. Semua bahagia. Dan, yang tak kalah penting: semua kenyang setelah acara ditutup dengan makan bersama.
Selamat Hari Guru Nasional, yang jatuh pada 25 November besok! (MN)