PWMU.CO– Jika sebagian berpendapat bahwa profesi guru sudah tak layak disebut pahlawan tanpa tanda jasa karena gaji dan tunjangan yang tidak sedikit. Namun, Zaini guru MA Muhammadiyah ini masih bergaji Rp. 140.000,-.
Bercita-cita mengabdi untuk mencerdaskan anak bangsa dipinggiran Ponorogo bagian selatan Zaini, SHI guru dan Kepala Madrasah Muhammadiyah 7 Bungkal Ponorogo ini rela menerima gaji Rp. 140.000,-/bulan.
“Sudah 16 tahun saya mengabdikan diri di sekolah ini,” ungkapnya pada PWMU.CO mengawali kisahnya.
“Mulai dari tahun 2001 dengan gaji pertama yang saya terima Rp. 24.000,- hingga sekarang menerima Rp. 140.000,- tiap bulannya. Itupun diberikan setiap 3 bulan sekali,” tambahnya.
Namun, gaji yang tak seberapa itu tidak menghalangi Zaini untuk tetap mengabdi.
Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari Zaini memiliki profesi sampingan sebagai “blantik Wedhus” (Red: jualan Kambing).
Bukan berarti Zaini memiliki kambing yang banyak. Tapi guru yang mengampu Mata Pelajaran Fikih dan Kemuhammadiyahan ini mengambil Kambing dari orang lain untuk dijual kembali. Dan selisih harga itulah yang akan dibawa pulang Zaini untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Dihari Guru ini Zaini berharap agar Persyarikatan Muhammadiyah juga memperhatikan kesejahteraan guru di sekolah Muhammadiyah yang ada di pinggiran,” ungkap mantan aktivis IPM ini.
Dia juga berharap agar pemerintah tidak membeda-bedakan antara guru negeri atau guru swasta dalam hal kesejahteraan.
“Kalau semua diurus oleh pemerintah jelas pendidikan ini ndak akan maju dan berkembang,” ungkapnya.
“Justeru karena ada pihak lain seperti Muhammadiyah yang ikut mengurusi pendidikan, maka tugas pemerintah menjadi lebih ringan,” pungkasnya mengakhiri wawancara.
Selamat Hari Guru, tetaplah semangat mencerdaskan anak bangsa… (Timur)