PWMU.CO – Adzan Subuh belum berkumandang. Jalan-jalan kampung masih menyisakan genangan air oleh hujan semalam.
Namun beberapa orang sudah bergegas menuju Mushala Al Jihad, yang berada di Dukuh Giri Gajah, Desa Giri, Kecamatan Kebomas, Kabupateen Gresik, Kamis (23/11/17) lalu. Mereka bersiap menunaikan jamaah Subuh lebih awal.
Mushala Al Jihad hanya berjarak 100 meter dari Masjid Besar “Ainul Yaqin” Sunan Giri, yang merupakan kebanggaan masyarakat Gresik karena menjadi salah satu pusat penyebaran Islam di Nusantara oleh Sunan Giri, salah satu dari Wali Songo.
Ukuran Masjid Al Jihad kecil namun fasilitasnya cukup memadai, termasuk adanya mesin pendingin ruangan. Cat-nya pun masih baru karena tiap tahun saat menyambut Ramadhan, pengurus selalu mengecat dan memperbaiki fasilitas lainnya.
“Alhamdulillah sudah dua tahun ini ber-AC sehingga jamaah nyaman. Kenyamanan ini penting agar ibadah menjadi khusuk,” ungkap Nurul Hidayat, Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Giri Gajah yang mengelola mushala tersebut.
Menurut Nurul Hidayat Mushala Al Jihad dikelola secara swadaya oleh anggota PRM Giri Gajah. “Untuk dana perawatan dan operasional berasal dari para aghniya dan donatur tetap yang setiap tahun menyalurkan zakat, infaq, sedekah, dan sumbangan lainnya,” paparnya.
Adapun, tambahnya, program yang sudah berjalan adalah pengajian rutin bersama PRM dan PRA (Pimpinan Ranting Aisyiyah) setiap satu bulan sekali yang diasuh Drs H Moh In’am MPdI.
“Selain itu ada kajian hadist Riyadus Shalihin bakda Subuh oleh Ustadz Sugeng Santoso,” jelas dia.
Dia menambahkan, tiap tahun ada pengumpulan Zakat Fitrah dari anggota yang dibagikan pada malam hari menjelang Idul Fitri kepada fakir miskin sekitar. “Tiap Idul Adha kami juga menyembelih hewan kurban dan disalurkan pada masyarakat Giri,” paparnya.
Nurul Hidayat bersyukur sebagai warga yang tergolong baru di Kampung Giri Gajah namun diberi amanah sebagai Ketua PRM Giri Gajah. “Saya merasakan hubungan kekeluargaan yang sangat kondusif baik antarsesama anggota maupun dengan masyarakat sekitar yang 90 persen warga Nahdliyin,” jelasnya.
Ia pribadi masih harus banyak belajar bagaimana berorganisasi yang baik di Muhammadiyah. “Karena saya ini termasuk kategori muallaf Muhammadiyah,” tuturnya sembari tertawa.
Ia berharap jamaah di Mushala Al Jihad bertambah banyak, tidak hanya saat Ramadhan saja sampai tidak muat tempatnya. “Terutama angkatan mudanya yang belum kelihatan kiprahnya,” harap Nurul.
Dia yakin, dengan jamaah banyak maka akan lebih mudah menggerakkan dakwah.
Salam pergerakan Pak! (Lilik Isnawati/TS)