PWMU.CO – Selama ini Srikandi adalah ikon pemanah wanita. Dia digambarkan sebagai wanita ayu dengan berpakaian agak terbuka.
Namun sejumlah pemanah wanita ini berbeda. Meski sama-sama jago memanah tapi mereka berpakaian tertutup laiknya yang dikenakan Muslimah. Boleh dikata, inilah para Srikandi Muslimah.
Sebanyak 50 Srikandi Muslimah beradu kelihaian dalam Lomba Panahan yang diselenggarakan Gajah Mada Archery (GMA), di arena memanah Masjid Imam Syafi’i di kawasan Jalan RA Basuni 19 F, Sooko, Mojokerto, Sabtu (25/11/17). Mereka datang dari Surabaya, Sidoarjo, Gresik, dan Mojokerto.
Setelah bertarung sengit, akhirnya Maftuchatus Saidah, peserta dari Gresik, berhasil menjadi Srikandi Muslimah terhebat, alias Juara 1.
Sedangkan Sindy (Surabaya) dan Umi Hanik (Sidaorjo), masing-masing dinobatkan sebagai juara 2 dan 3.
“Alhamdulillah bisa merebut juara 1 lomba panahan antar muslimah ini,” tutur wanita yang akrab disapa Ustadzah Iid itu.
Wanita yang baru saja melepas masa lajangnya itu harus bermain melewati around by around sampai menuju final.
Sepekan sekali, Iid belajar memanah dalam komunitas Srikandi Kupatan, yaitu Komunitas Panahan At Tanwir, sesuai nama masjid di Surabaya Barat, tempat berlatih.
Aktivis Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah Kabupaten Gresik itu bersyukur bisa memenangi perlombaan ini.
“Saya tidak akan bisa berprestasi seperti ini jika tidak ada ridha dari suami. Terima kasih suamiku,” ucap Iid yang pernah jadi guru di SD Muhammadiyah 26 Surabaya dan MI Muhammadiyah 2 Karangrejo, Manyar Gresik.
Kepada PWMU.CO, Iid berharap agar aktivis muda Muhammadiyah ikut belajar memanah. “Karena memanah adalah salah satu olah raga yang ‘direkomendasikan’ oleh Nabi Muhammad, selain berkuda dan berenang,” ujarnya.
Selamat untuk Srikandi Muslimah kita! Selamat Ustadzah Iid! (Galih)