PWMU.CO – Guru Muhammadiyah diminta untuk tidak berhenti belajar. Selalu mengasah wawasannya dan mampu mengenali perkembangan zaman sehingga lahir generasi bangsa yang unggul, berkarakter Islami, dan berkemajuan.
Demikian pesan disampaikan Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Dra Arbaiyah Yusuf MA, menyambut Hari Guru yang diperingati setiap tanggal 25 November.
Arbaiyah mengatakan, guru adalah profesi yang sangat mulia karena di tangan mereka lahir generasi penerus dan pemimpin bangsa Indonesia. Berkat guru pula lahir generasi terdidik, berilmu, berakhlak, dan berkemajuan.
“Masa depan bangsa ini sangat bergantung pada guru. Sebab dari mereka, anak bangsa ini didik menjadi orang pintar, berbudi pekerti yang baik, dan kelak diharapkan bisa jadi pemimpin yang mampu memajukan bangsa ini,” ujarnya saat dihubungi, Senin (27/11/17).
Untuk itu, Arbaiyah berharap guru-guru, khususnya guru Muhammadiyah, semakin mencintai profesinya. Semakin meningkatkan kualitas dan kapasitas pribadinya.
“Jangan sampai menjadi guru karena merasa tidak ada alternatif profesi lain. Tapi jadilah guru yang berangkat dari kesadaran untuk ikut serta dalam mencerdaskan dan memajukan bangsa ini,” serunya.
(Baca: https://www.pwmu.co/43303/2017/11/zaini-guru-kemuhammadiyahan-yang-blantik-kambing/)
“Menjadi guru juga membuka kesempatan untuk banyak berbuat kebaikan,” lanjutnya.
Sementara disinggung soal masih adanya guru Muhammadiyah yang masih bergaji kecil, Arbaiyah tidak menampik hal itu masih ada di berbagai daerah.
“Faktanya masih ada guru Muhammadiyah yang belum bergaji lantaran hanya menerima bayaran Rp 250 ribu per bulannya dari aktivitasnya mencerdaskan anak bangsa ini,” tuturnya.
Hal itu, kata dia, merupakan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan bersama. Tidak hanya oleh pihak sekolah Muhammadiyah saja, tapi juga perlu peran serta dari Pimpinan Persyarikatan yang berupa kebijakan solutif.
“Semua pihak diharapkan bisa ikut serta terlibat mencarikan solusinya sehingga guru-guru Muhammadiyah bisa hidup berkecupan,” tuturnya.
Arbaiyah mengungkapkan, pihaknya masih terus berupaya untuk mencarikan jalan keluar terbaik. Termasuk menggandeng Lazismu Jatim untuk menghadirkan program kado Ramadhan buat guru.
“Subsidi silang dari sekolah maju bisa saja jadi alternatif. Tapi kami terus berkomunisai dengan para Pimpinan Persyarikatan untuk mencarikan solusinya,” tandasnya. (aan)