PWMU.CO – Tanwir II (Rakernas) Pemuda Muhammadiyah di Palangkaraya-Kalimantan Tengah, berlangsung selama 3 Hari, sejak 26-29 November 2017. Tanwir itu menghasilkan Khittah atau garis besar perjuangan sebagai panduan dan nasihat Pemuda Muhammadiyah bagi seluruh anak muda Islam, khususnya dan anak muda Indonesia secara umum. Inilah rilis yang dikirim oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak ke PWMU.CO, Selasa (28/11).
khittah Kahayan merujuk kepada Sungai Kahayan di Palangkaraya yang menjadi tuan rumah Tanwir II Pemuda Muhammadiyah. Khittah Kahayan adalah “khittah Akhlak Politik Kebangsaan” yang memberikan panduan bagi anak muda Indonesia, bahwa penting meninggikan standar akhlak politik bangsa, di masa yang akan datang, di tengah rendahnya akhlak politik bangsa saat ini, dimana segala cara dilakukan untuk merebut kekuasaan dan abai akhlak yang tinggi.
khittah Kahayan lahir sebagai khittah Akhlak Politik kebangsaan bagi anak muda Islam dan Indonesia, dengan 4 nilai dasar yakni; 4 Nilai Akhlak Politik Kebangsaan Pemuda Muhammadiyah.
Maksud dan tujuan Muhammadiyah ialah menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya (Pasal 6 Anggaran Dasar [AD] Muhammadiyah). Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Muhammadiyah melaksanakan dakwah amar maruf nahi munkar dan tajdid yang diwujudkan dalam usaha di segala bidang kehidupan (Pasal 7 (1) AD Muhammadiyah).
Founding fathers Muhammadiyah bukan tanpa alasan menjadikan gerakan amar ma’ruf nahi munkar (dan tajdid) berada di urutan teratas pada Bab Usaha dalam AD Muhammadiyah dalam mencapai maksud dan tujuan parsyarikatan ini. Bahkan dalam Muqoddimah AD/ART disebutkan pendirian Muhammadiyah didorong perintah Allah Swt dalam Quran Surah Al-Imran ayat 104, yaitu menjadi sekelompok umat untuk beramar ma’ruf nahi munkar.
Pemuda Muhammadiyah merupakan perpanjangan tangan Muhammadiyah dalam perjuangan menegakkan amar maruf nahi munkar. Termasuk dalam rangka menghadapi hiruk-pikuk politik jelang pilkada serentak 2018 dan pemilu 2019 yang akan datang. Untuk itu perlu dirumuskan suatu khittah perjuangan Pemuda Muhammadiyah dalam menyongsong tahun politik 2016.
khittah berasal dari bahasa Arab yang bermakna garis. Maka khittah perjuangan Pemuda Muhammadiyah berarti garis, acuan, atau landasan yang harus dipegang teguh oleh seluruh kader Pemuda Muhammadiyah dalam menjalankan peran politiknya.
Pemuda Muhammadiyah meyakini bahwa politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara merupakan salah satu aspek dari ajaran Islam dalam urusan keduniawian (al umur al duniawiyat) yang harus selalu dimotivasi dan dibingkai dengan nilai luhur agama. Maka diperlukan sikap moral yang positif dari seluruh kader Pemuda Muhammadiyah dalam menjalani politik kebangsaan.
Dalam menghadapi dinamika politik 2019 pemuda Muhammadiyah harus aktif mengambil peran-peran kebangsaan dan tentu saja bukan mengambil peran politik praktis sebagaimana peran yang diambil partai politik. Politik dengan semangat amar maruf nahi munkar menjadi ruh setiap langkah Pemuda Muhammadiyah yang berlandaskan kepada al-Quran dan Sunnah Maqbulah.
Untuk itu, diperlukan nilai-nilai dasar yang nantinya akan diimplementasikan dalam menjalankan langkah-langkah politik Pemuda Muhammadiyah. Nilai dasar tersebut ialah:
1. Nilai Ketauhidan
Pemuda Muhammadiyah meyakini dengan sepenuh hati bahwa kekuasaan yang ada di tangan manusia adalah amanah dari Allah yang dipegilirkan bagi setiap manusia. Sebagaimana termaktub dalam al Quran:
Katakanlah: “Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu (QS Ali Imran 26).
Oleh karena itu, setiap manusia yang diberi amanah kekuasaan oleh Allah swt. haruslah memegang teguh amanah tersebut dengan adil dan bertanggung jawab. Hal ini juga merupakan manifestasi dari tugas kekhalifahan yang diberikan allah kepada manusia (QS Al baqarah 30).
2. Nilai Ubudiyah
Pada dasarnya tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah sebagaimana ditulis dalam al Quran: “Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu.” (QS Adz Dzariyat 56)
Seluruh aktivitas kehidupan sebagai muslim adalah dalam rangka pengabdian/ibadah kepada Allah swt. Termasuk di dalamnya kehidupan politik. Maka agar aktivitas politik kita dapat bernilai ibadah di sisi-Nya, aktivitas terebut harus dilandasi dengan nilai ubudiyah dan mampu memberikan kebaikan bagi bangsa dan negara.
3. Nilai Maslahat
Tujuan bernegara adalah mewujudkan kemaslahatan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat. Dalam al-Quran, kesejahteraan itu tidak hanya dilihat dari kuantitas tapi juga keberkahan rezeki yang dilimpahkan Allah. Sedangkan rezki yang melimpah sekaligus diliputi keberkahan itu hanya dapat dituai dengan keimanan dan keberkahan.
Sebagaimana firman Allah: Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS Al-A`raf 96).
Bagi Pemuda Muhammadiyah, kemaslahatan bernegara hanya akan dicapai jika politik kebangsaan dijalankan atas dasar keimanan dengan menghindari perilaku yang bertentangan dengan perintah Allah seperti korupsi, manipulasi, penyalahgunaan kekuasaan, dll. Jika politik dijalankan atas dasar iman dan penuh kesyukuran, maka akan terwujudlah apa yang dijanjikan Allah:
“Makanlah olehmu dari rizki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun.” (QS. Saba’: 15).
4. Nilai Dakwah
Pemuda Muhammadiyah memiliki identitas sebagai gerakan dakwah amar makruf nahi munkar. Hal ini adalah implementasi dari firman Allah: (yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan. (surah al hajj 41)
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”. (QS Ali Imran 110).
Untuk itu Pemuda Muhammadiyah tidak pernah bosan menyeru dan mengingatkan kepada penguasa serta seluruh pengambil kebijakan untuk menjalankan amanah secara adil, berlandaskan nilai moral dan agama, agar kebijakan tersebut dapat memberi manfaat bagi seluruh masyarakat.
Pemuda Muhammadiyah tidak akan sungkan untuk menyampaikan kritik dan terus mengingatkan semua pihak, baik pembuat kebijakan, media, maupun rakyat keseluruhan demi terwujudnya kemaslahatan bersama.
Empat nilai dasar di atas harus menjadi rujukan bagi seluruh kader Pemuda Muhammadiyah dalam setiap langkah politik yang dijalaninya. Pemuda Muhammadiyah meyakini bahwa usaha membangun kehidupan berbangsa dan bernegara yang memberi manfaat bagi rakyat hanya dapat dicapai dengan melandaskan aktivitas politik kebangsaan kita.
Aktivitas politik kebangsaan kita mengarah kepada nilai-nilai ilahiyah dan tumbuh subur bersamaan dengan tegaknya nilai-nilai kemanusiaan, persatuan keadilan, dan kedamaian. Sehingga cita-cita keadilan sosial bagi seuruh bagi seluruh rakyat Indonesia akan dapat diwujudkan.(*)