PWMU.CO – Pernyataan ini menarik. “Guru bukan profesi tunggal. Dalam satu waktu, seorang guru bisa berperan sebagai psikolog, dokter, analis gizi, satpam, pengasuh anak, atau bahkan orang tua.”
Ya. Itulah pernyataan genuine seorang guru. Adalah Annsia, Guru TK ABA 5 Desa Bungah, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik yang menyampaikannya.
Menurut Annisa, seorang guru bukan hanya mengajarkan materi teoritis, tapi juga memikirkan tumbuhkembang siswanya.
Annisa menyampaikan itu saat bersama siswanya melakukan outing class (kegiatan luar kelas) bertema Tanaman di Agro Sayur di Tegal Sewuran, Masangan, Gresik, Rabu (22/11/2017) dua pekan lalu.
Seluruh siswa tampak antusias bercocok tanam sayur bayam dan kangkung.
Pukul 07.30 WIB seluruh siswa bertolak menuju lokasi tanam-menanam. Venue yang berjarak kurang lebih 10 menit dari sekolah, ditempuh dengan menggunakan angkutan umum yang telah disewa.
Kegiatan ini diikuti oleh siswa TK A, TK B, dan Play Group. Wali murid tidak diperkenankan untuk mendampingi siswa. Hal ini dimaksudkan agar siswa belajar mandiri.
Sesampainya di lokasi, siswa mendapatkan ice breaking dan pengenalan awal tentang sayuran, sembari bernyanyi, bercerita, dan bertepuk tangan.
Tomato, mango, melon.
papaya, banana.
pineapple, watermelon.
They are the fruits.
Lihat kebunku, penuh dengan sayur.
Ada sayur bayam, juga sayur kangkung.
Setiap hari, kusiram semua.
Bayam dan kangkung, semuanya segar.
Dua lagu tersebut dinyanyikan berulang-ulang. Anak-anak nampak antusias dan bersemangat menyanyikannya.
Selain menjadi kegiatan puncak dari materi tanaman, kegiatan ini merupakan upaya guru TK ABA 5 Bungah untuk memotivasi siswa supaya gemar mengkonsumsi sayuran sebagai makanan sehat.
Siswa dibagi menjadi dua kelompok besar. Secara bersamaan, kelompok pertama mempraktikkan cara mencangkul sawah, sedangkan kelompok kedua belajar tentang cara mencabut bayam.
Siswa terlihat heboh ketika mendapati cacing bergerak-gerak di tanah. Mereka tampak sangat antusias.
“Ini kegiatan puncak dari materi tanaman. Kami mengajak siswa untuk praktik menanam sayur, mencangkul, dan memetik bayam. Kami memilih sayur, karena banyak siswa yang tidak suka. Kalau begini, mereka kan jadi semangat makan,” tutur Annisa.
Menurutnya, outing class merupakan metode belajar yang menyenangkan sekaligus mengajarkan pada siswa untuk lebih dekat dengan alam dan lingkungan sekitar.
“Siswa kiat harapkan dapat arif dalam memperlakukan alam sekitar beserta sosio-kulturalnya. Selain itu, guru dan siswa dapat membangun ‘kedekatan’, lebih intim,” ujarnya pada PWMU.CO.
Melalui kegiatan outing class, guru TK ABA 5 Bungah mengkampanyekan gemar makan sayur untuk siswanya.
Terimakasih guru, jasamu tiada tara. (Izzah Maulidah/PR)