PWMU.CO Menjadi guru harus siap update perkembangan terkini dunia pendidikan. Apa permintaan ‘pelanggan’, bagaimana kebutuhan anak, serta ada apa saja yang terjadi di lingkungan masyarakat.
Hal itu disampaikan oleh penulis buku Karakter Guru Abad 21 Drs Najib Sulhan MA dalam Seminar Pendidikan, Sabtu (25/11/17) lalu di Perguruan Al Azhar Surabaya. Dihadiri 198 guru dari berbagai sekolah, guru berprestasi tingkat Nasional ini menyampaikan konsep pendidikan di abad 21.
“Konsep yang implementatif perlu dikembangkan di antaranya penguasaan dasar literasi dan kompetensi menghadapi hari esok dengan tantangan yang semakin kompleks,” paparnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan karakter yang berkualitas dalam menghadapi lingkungan yang berbeda dibutuhkan dalam pendidikan. “Ciri abad 21 ditandai adanya informasi yang begitu cepat sehingga dimungkinkan peran guru diambil alih Information Technology (IT),” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Sulhan juga menyampaikan kondisi siswa abad 21, kondisi guru abad 20, dan kondisi sekolah abad 19 yang jauh berbeda sehingga diharapkan guru kembali ke jalan yang benar. “Bukan guru saudagar, bukan guru kesasar,” ujarnya disambut riuh tawa peserta seminar.
Menurutnya, tanggung jawab adalah kunci guru abad 21. Mendidik dan melatih ibarat menanam pohon sedangkan tantangan guru adalah IT. “Jika perilaku orangtua tak lagi bisa diteladani anaknya, lingkungan tak lagi bisa memberikan pengaruh positif, maka gurulah yang menjadi penjaga gawang karakter bangsa,” ucapnya.
Ia menegaskan, anak gagal, anak ramai, anak tidak sukses bukan karena bodoh tetapi ia belum menemukan gurunya. “Siswa bermasalah sebenarnya inspirasi bagi guru. Beri pujian, ajak membaca di kelas, dan berpikirlah positif. Insyaallah Anda akan menjadi guru pembelajar,” tandasnya.
Di akhir sesi ia berpesan menjadi guru tidak boleh mengurangi potensi. “Maka seketika itulah Anda akan mati dan mengubur diri sendiri,” ungkapnya.
Guru inspirasi bisa melahirkan seluruh profesi! (Maharti RN/TS)