PWMU.CO – Sekitar 2 juta relawan tergabung dalam Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC). Agar bisa diandalkan dan sigap kebencanaan, para relawan Muhammadiyah ini perlu diberi penguatan keterampilan.
Wakil Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) PP Muhammadiyah Rahmawati Husen, mengungkapkan, para relawan masih butuh penguatan keterampilannya. Sebagai relawan, katanya, mereka tidak cukup tahu, tetapi harus juga paham dan terampil soal kebencanaan.
“Jangan sampai relawan gagap bencana. Melalui berbagai pelatihan, kami meningkatkan kapasitas dan keterampilan relawan untuk mengurangi canggung saat menangani korban bencana,” tegasnya usai pembukaan Jambore Nasional Ke-2 Relawan Muhammadiyah di Dome UMM, Jumat (1/12).
Menurut dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang banyak berkonsentrasi pada mitigasi bencana ini, setidaknya ada 8 cluster keterampilan yang harus dikuasai relawan. Di antaranya, manajemen posko, logistik, psikososial, kesehatan, dan shelter (hunian/permukiman) bagi pengungsi.
“Dalam konteks kebencanaan, paling dibutuhkan adalah penguatan kapasitas shelter, manajemen logistik, dan manajemen komunikasi,” imbuh Rahmawati.
Ditambahkan, MDMC—nama lain LPB—sudah memberikan penguatan emergency response bagi relawan melalui berbagai pelatihan dua tahun terakhir. Ini diberikan kepada relawan di sejumlah provinsi paling rawan bencana.
“Relawan kami juga bagus dalam keterampilan SAR, emergency medis, psikososial. Selaian silaturahim, jambore semacama ini untuk juga menguji keterampilan relawan,” kata perempuan yang sudah sejak 2004 mengurusi bencana ini. (amin)