PWMU.CO- Al imtihanu yukromul mar’u aw yuhaanu. Ujian itu memuliakan atau menghinakan seseorang. Ungkapan Arab yang sering dipakai slogan ujian di Pondok Modern Gontor tersebut menyiratkan makna yang dalam. Bahwa seseorang dapat dimuliakan saat berhasil melewati ujian, sebaliknya, yang gagal ujian akan hina.
Kata ”berhasil” bukan hanya dimaknai dengan nilai sempurna, tidak ada yang merah. Melainkan pelajaran apa yang dapat dipetik dari sebuah ujian. Kejujuran, ketelitian, kemandirian, dan kedisiplinan, dan sikap positif lainnya.
Hal itulah yang menjadi spirit SD Muhammadiyah 4 Pucang (Mudipat) Surabaya dalam menjalani Penilaian Akhir Semester (PAS) yang telah berjalan mulai pekan ini.
Jumat (1/12/2017), siswa SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya memasuki gerbang sekolah dengan menenteng beberapa buku dan berkalung tali biru di leher. Seperti name tage yang dilengkapi foto diri. Rupanya, itu kartu ujian yang menjadi syarat masuk ruangan.
baca juga: Mengajari Lari Lewat Permainan Berebut Ekor ala SD Muhammadiyah 4 Pucang
Mudipat menyelenggarakan PAS sejak Senin lalu (27/11/2017) hingga Selasa depan (5/12/2017). Seluruh panitia menyiapkan kebutuhan ujian sejak jauh-jauh hari. Bukan hanya kertas soal, absensi, ataupun kartu ujian yang disiapkan, panitia juga mendadar guru pengawas agar tidak memberi peluang ketidakjujuran dalam ujian, yakni mencontek.
Kejahatan terjadi karena adanya peluang. Maka, panitia bekerja ekstra guna meminimalisasi peluang tersebut. Posisi duduk siswa diberi jarak dengan siswa lainnya. Guru pengawas pun tak henti memeriksa gelagat siswa. Uniknya, di beberapa kelas tertempel slogan dan imbauan unik anti mencontek, seperti Mencontek tak diajarkan di surga, tak diujikan di neraka, tak diluluskan di dunia, Ayo Hidup Jujur!
Salah satu kelas yang memanfaatkan slogan tersebut adalah kelas 1C. ”Dengan begitu, anak-anak jadi ingat kalau perbuatan mencontek itu salah. Kalau khilaf, bisa teringat kembali saat melihat tulisan itu,” ungkap Erni Muharomah, wali kelasnya.
baca juga: Tiga Dai Cilik SD Muhammadiyah 18 Bicara Idola Kids Zaman Now
Usai mengerjakan soal dan mengoreksinya beberapa kali, waktu yang tersisa dimanfaatkan siswa-siswi Mudipat untuk membaca buku cerita atau pengetahuan lainnya yang diambil dari perpustakaan kelas masing-masing. Tak banyak bicara dan tak membuat gaduh.
Terlihat beberapa siswa juga menggambar di atas kertas kosong. Saat ditanya mengapa mereka melakukan hal demikian, salah seorang di antara mereka menjawab sambil berbisik, “Biar ndak mengganggu yang belum selesai.” (erfin walida/yud)