PWMU.CO – Kokam Tulungagung berhasil menembus medan yang terisolir dalam musibah banjir dan longsor di Pacitan.
Daerah tersebut adalah Dusun Gading, Desa Karangnongko, Kecamatan Kebonagung, sekitar 15 km dari kota. Posisinya di atas bukit dengan ketinggian 200 meter dari laut.
Daerah Karangnongko terisolir, disebabkan oleh banyak longsoran tebing di sepanjang jalan menuju lokasi.
Kokam Tulungagung sampai di Kota Pacitan pada pukul 23.00, Sabtu, (2/12/17). Mereka kemudian istirahat di Gedung Dakwah Muhammadiyah Pacitan di Jalan HOS Cokroaminoto No. 9 Pacitan. Tempat ini sekaligus menjadi markas MDMC Pacitan.
Pagi harinya, Kokam apel bersama dengan unsur TNI AD, SAR, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Usai apel, mereka langsung terjun ke lapangan.
Untuk bisa menembus puncak bukit, harus dilalui dengan jalan kaki. Karena mobil tidak kuat mengangkut mereka yang berjumlah 13 personel.
Dua mobil yang mengangkut bantuan dari warga Muhammadiyah Tulungagung juga tidak bisa lewat. Meski harus melalui medan yang sulit, namun Kokam tidak menyerah.
Mereka tetap menyusuri jalur tersebut dengan jalan kaki dan akhirnya sampai di lokasi yang dituju.
“Hal ini menjadi tekad Kokam untuk kemanusiaan. Kami siap melewati rintangan sesulit apapun,” tegas Komandan Kokam Tulungagung, Ali Hasjim.
Semangat serupa juga didengungkan oleh Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Tulungagung Moch Farid Rifai. Dia mengatakan Kokam harus selalu siap memberikan yang terbaik untuk menolong sesama.
“Ini untuk menggembirakan kemanusiaan. Jadi tak ada alasan berhenti. Terus berjuang meskipun banyak tantangan yang dihadapi,” tuturnya.
Sementara itu, salah seorang warga terdampak bencana asal Dusun Gading, Desa Karangnongko, Agus Wahyudi mengatakan musibah banjir yang terjadi memang sangat besar. Namun bencana tanah longsor lebih mengerikan.
“Musibah banjir bukan satu-satunya. Namun tanah longsor juga lebih menakutkan,” tuturnya. (Muslih Marju/Ilmi)