PWMU.CO – Dalam paparannya di acara Konsolidasi PWM PDM yang bertema “Muhammadiyah Tantangan dan Agenda ke Depan”, Kamis (14/4), Prof Din Syamsuddin mengatakan, saat ini umat Islam terjebak dalam arus liberalisasi. Arus ini telah membawa umat ke dalam dunia yang penuh dengan kebebasan.
(Baca: Ini Kisah Din Syamsuddin Saat Disomasi Kelompok Anti-Tuhan)
Din mengatakan, liberalisasi telah masuk ke dalam ranah politik, ekonomi dan budaya. Dalam ruang politik, lanjut Din, umat Islam didesak untuk mengikuti sistem demokrasi. “Liberalisasi memaksakan demokrasi ke dalam sistem politik dunia. Saat ini, umat Islam telah menghadapi desakan politik liebralisasi ini,” terang Ketua Umum Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini.
(Baca: Pimpinan Muhammadiyah Harus Tuntas Masalah Ekonomi, juga: 3 Hal Penting dalam Konsolidasi, juga: PWM-PDM se-Jatim Gelar Konsolidasi)
Sedangkan dalam ruang ekonomi, liberalisasi telah memaksakan sistem kapitalis. Meski demikian, umat tidak begitu terasa dengan pemaksaan tersebut, sehingga umat Islam secara suka rela mengikuti grand design dari liberalisasi. “Kapitalisme menjadi sistem ekonomi yang merajai dunia. Semua secara tidak sadar tergiring dalam sistem ini,” katanya.
Yang terakhir adalah ranah budaya. Dalam ranah ini, pengaruh liberalisasi begitu dahsyat. Din menyebutkan, tayangan televisi Indonesia yang banyak menampilkan tontonan-tontonan tak mendidik adalah salah satu efek dari liberalisasi. Termasuk maraknya musik K-Pop yang menggurita di Indonesia.
(Baca: Jihad Konstitusi Harus Dilanjutkan) dan (Pidato Din Syamsuddin dalam Launching Fak Kedokteran UMSurabaya)
“Dengan pengaruh liberalisasi yang luar biasa tersebut, maka budaya-budaya bangsa perlahan mulai luntur. Semakin lama, pengaruh liberalisasi dalam aspek budaya semakin mengerikan. Ini membuat kelestarian budaya Indonesia menjadi sangat mengkhawatirkan,” ulas Ketua Umum PP Muhammadiyah 2005-2010 dan 2010-2015 itu. (ilmi)