PWMU.CO – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) siap memfasiltasi lahirnya Museum Muhammadiyah. Kelahiran museum tersebut sebagai bagian dari produk-produk kebudayaan yang berkualitas.
Hal itu ditegaskan Ketua Lembaga Informasi dan Komunikasi (LIK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Muh Kholid AS di sela acara Diskusi Grup Terpumpun Fasilitasi Kerja Sama Antara Instansi Kemendikbud yang digelar di Bogor, Kamis-Sabtu (7-9/12/2017). Acara dihadiri 15 lembaga se-Indonesia yang concern mendukung kegiatan kebudayaan.
“Kami sangat bersyukur karena upaya mewujudkan Museum Muhamadiyah banyak dukungan dari berbagai kalangan, termasuk dari Kemendikbud,” ujar dia.
Kholid mengatakan, peletakan batu pertama Museum Muhammadiyah tersebut sudah dilaksanakan oleh Presiden Joko Widodo di Kompleks Universitas Ahmad Dahlan, Ringroad Selatan, Banguntapan, Bantul, Jogjakarta, Juli 2017 lalu. Museum Muhammadiyah itu dijadwalkan diresmikan pada 2019 mendatang.
“Pascakegiatan itu, masing-masing wilayah Muhammadiyah diberi kewenangan untuk menggali potensi dan konten yang tepat untuk mengisi museum tersebut,” terang dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Kholid mengungkapkan, LIK telah memulai sosialisasi melalui seminar budaya bekerjasama dengan Kemendikbud di Aula Mas Mansur PWM Jawa Timur, 27 Oktober 2017 lalu. Hadir sebagai pembicara Nasrullah (staf khusus Kemendikbud), Widyastuti MHum (wakil ketua Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah), dan Adrian Perkasa (ketua Badan Pelestarian Pusaka Indonesia/BPPI). Tentang seminar ini bisa dibaca: Berburu Artefak untuk Museum Muhammadiyah yang Dibuka Tahun 2019 dan Di Zaman Generasi Kids Now, Jadikan Museum Itu Tempat Menyenangkan. Juga bisa dibaca pada: Simfoni Tulisan Menguatkan Budaya Literasi.
Seminar tersebut dihadiri 250 kontributor pwmu.co, portal resmi milik PWM Jawa Timur. “Tahun 2018, program lanjutan untuk mendukung dan memperkuat lahirnya Museum Muhammadiyah akan kami lakukan,” tandas pria kalem ini.
Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan Nono Adya Supriyatno menegaskan, museum adalah bagian dari warisan budaya. Karena itu, pihaknya berkomitmen memfasilitasi dengan dukungan pendanaan, tim ahli, dan masih banyak lagi.
Terkait dengan museum, Nono mengaku pernah mengunjungi museum di Berlin. Jerman. Museum tersebut dikelola secara profesional. Koleksi benda-benda bersejarahnya juga tertata sangat apik. “Yang mengagetkan saya, di museum tersebut juga tersimpan 1.300 naskah tentang Indonesia,” bebernya.
Karena itu, ia berharap museum-museum di Indonesia bisa dikelola secara baik, tidak asal-asalan. “Museum bukan menyimpan barang bekas, tapi menyimpan peradaban,” katanya.
Hal senada disampaikan Kasubag Kerja Sama Kemendikbud Darmawati. Kata dia, kerjasama Kemendikbud dengan LIK untuk memperkuat kebudayaan. “Tentunya bentuk kegiatannya tidak sama atau diulang-ulang. Harus ada progress yang jelas dan target yang terukur,” jelasnya.
Dia lalu menyarankan agar lembaga yang bekerja dengan Kemendikbud bisa mengeksplorasi kekhasan daerahnya masing-masing. Hal itu bisa dilakukan dengan mengumpulkan banyak informasi dan pengetahuan sebagai bahan pertimbangan.
“Di kementerian kita bisa memberikan bantuan kuratorial yang melibatkan orang-orang yang berkompeten. Kita ingin semua kegiatan kebudayaan di daerah harus berdampak besar terhadap masyarakat,” kata perempuan berjilbab ini. (yud)