PWMU.CO – Aktivis Muhammadiyah Kota Malang Nugraha Hadi Kusuma menyayangkan banyaknya buku-buku cerita nabi yang kontennya dibuat seperti super hero. Padahal cerita nabi itu bil hikmah. Selalu ada hikmah untuk kelangsungan hidup manusia.
Hal itu disampaikan dalam acara pembinaan santriwati Islamic College Aisyiyah ( ICA) Jl Telaga Kautsar, Malang (9/12/17).
Dia mencontohkan, cerita dalam surat Al-Baqarah tentang dua orang yang bertengkar dan salah satunya terbunuh. Kemudian Allah memerintahkan Nabi Musa untuk mencari seekor sapi.
“Di sini terkenal dengan kecerewetannya Bani Israel. Karena banyaknya pertanyaan yang diajukan. Singkat cerita salah satu organ sapi yang berwarna kuning keemasan itu ditempelkan pada orang yang meninggal dan orang tersebut bisa hidup kembali,” tutur Wakil Ketua Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim itu.
Menurut Nugraha peristiwa itu menginspirasi ilmu kedokteran. Yakni terkait dengan transplantasi organ dan eksperimen menghidupkan orang mati.
Kemudian cerita Nabi Nuh juga menunjukkan kedekatan Islam dengan ilmu pengetahuan. Dia mencontohkan, dikumpulkannya setiap spesies yang berpasang-pasangan dan dimasukkan dalam safina (perahu). Itu menunjukkan bahwa Nabi Nuh telah mengajarkan bagaimana kapal bisa berfungsi sebagai laboratorium biologi dalam konteks kekinian.
“Begitu pula saat terjadinya banjir besar terjadi, menunjukkan betapa tepatnya perhitungan Nabi Nuh terkait ilmu astronomi dan geologi, yaitu mencairnya kutub utara dan selatan yang dipengaruhi dekatnya rotasi matahari terhadap bumi,” jelas Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Penanggungan, Klojen, Malang itu.
Dia kemudian menyambung dengan cerita perjalanan Siti Hajar. Peristiwa itu menunjukkan bahwa istri Nabi Ibrahim itu mempunyai ketangguhan dan kecerdasan sebagai wanita dalam menganalisa sosio-kultural masyarakat Arab saat itu. Ketika ditinggal bersama Ismail di dekat ka’bah, yang didapati hanya kekeringan, maka problem utama adalah air .
“Proses lari-lari kecil antara Shafa dan Marwah itu ibarat eksplorasi sumber air yang akhirnya berhasil melalui kaki Ismail. Karena ketepatan Siti Hajar saat meletakkan Ismail di titik sumber air, dan itu menjadi metodologi pencarian sumber air saat ini,” ujarnya. (Uzlifah/Ilmi)