PWMU.CO – Khitan adalah bagian dari syariat Islam. Berbagai upaya diikhtiarkan beberapa rumah sakit untuk mengajak anak-anak Muslim tidak takut khitan.
Seperti yang dilakukan Rumah Sakit Aisyiyah (RSA) Siti Fatimah Tulangan Sidoarjo, Ahad (10/12/17).
Dikemas bersamaan dengan Tabligh Akbar Milad Muhammadiyah ke-105 dan Milad RSA ke-27, khitan diikuti 85 anak.
“Tiap anak mendapatkan kopyah, koko, sarung, dan uang saku 250.000 rupiah,” jelas dr Tjatur Prijambodo MKes, Direktur RSA Siti Fatimah.
Dokter sekaligus ustadz ini menyampaikan tabligh akbar ini merupakan sinergi antara RSA Siti Fatimah dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah/ Aisyiyah (PCM/PCA) Tulangan, Sidoarjo.
Lebih lanjut, ayah 4 anak itu menyampaikan salah satu keunikan khitan kali ini.
“Jika anak yang dikhitan ini nanti menikah dan istrinya melahirkan di RSA Siti Fatimah Tulangan, maka akan diberi keistimewaan yaitu diskon pembiayaan, kenaikan kelas perawatan, dan masih banyak previlage lain,” tuturnya.
Ditemui usai acara, dr Tjatur menceritakan kejadian seru yang terjadi saat khitanan masal berlangsung di halaman RSA Siti Fatimah.
“Ada peserta yang hanya senyam-senyum saat dikhitan, tapi ayahnya pingsan saat ‘pisau’ cauter memotong kulit kemaluan putranya,” ucapnya sembari tertawa.
Dia menambahkan, ada juga yang belum masuk ruang khitan, mulutnya komat-kamit dan saat ditanya membaca apa? Dijawab sedang membaca kalimat ta’awudz. Para petugas medis dan paramedis dianggap sebagai jin, yang harus diusir,” candanya.
Yang menarik menurutnya, ada seorang ninja yang ikut dikhitan. “Usut punya usut, ternyata karena takut melihat ‘anunya’ dipotong, maka sepanjang prosesi khitan, wajahnya ditutup sarung layaknya kostum ninja di Jepang,” ungkapnya.
Kepada PWMU.CO, salah seorang peserta khitan Arindra Ramadhan mengaku sangat terbantu dengan kegiatan ini dan berjanji akan menjadi kader Muhammadiyah.
“Saya dikhitan oleh Muhammadiyah dan saya berjanji akan menjadi kadernya,” janjinya sambil tersenyum tegas.
Khitan, siapa takut? (TS)