PWMU.CO – Menulis berita berbeda dengan opini. Tidak boleh ada pendapat pribadi dI dalamnya. Berita adalah fakta yang disajikan secara objektif.
Sugeng Purwanto menyampaikan hal itu dalam Pelatihan Jurnalistik yang diselenggarakan oleh Redaksi majalah Arbaa, di Hotel Zoom, Jalan Jemursari Surabaya, Senin (11/12/17). Selain melibatkan awak redaksi Arbaa, pelatihan juga diikuti oleh beberapa utusan dari sekolah Muhammadiyah lain.
Pelatihan yang dihelat dari pagi hingga sore nanti mendatangkan tiga nara sumber kondang. Selain Sugeng Purwanto yang merupakan mantan redaktur pelaksana Surabaya Post, hadir pula Kepala Liputan Jawa Pos Arief Santosa dan Wakil Pemimpin Redaksi PWMU.CO Mohammad Nurfatoni.
Menurut Sugeng—panggilan akrabnya—adanya opini dalam penulisan berita membuat tidak objektif. “Nanti wartawan bisa mengarahkan pembaca pada tujuan tertentu,” ujarnya.
Menyampaikan materi penulisan berita, Sugeng mengupas tuntas tentang komponen inti dalam sebuah berita, yakni 5 W 1 H.
“Berita, baik stright news maupun soft news, harus memenuhi unsur tersebut,” urai pria yang kini ikut memperkuat redaksi PWMU.CO.
Menurut Sugeng, berita yang baik akan terlihat dari lead berita. Awalan paragraf yang baik akan mampu memikat pembaca untuk membaca tuntas berita yang disajikan oleh media. “Menulis berita berbeda dengan menulis opini. Komponen berita diilustrasikan seperti piramida terbalik, yakni lead, bridge, dan content,” jelasnya.
Tampil sebagai pemateri kedua adalah Arief Santosa menjelaskan tentang pentingnya menyusun komposisi redaksi yang efektif. “Pengurus redaksi tidak perlu banyak. Yang penting pengurusnya aktif mengurus majalah, sehingga kontinuitas penerbitan berjalan lancar,” imbuh pria asal Yogyakarta tersebut.
Kepala SD Mudipat Edy Susanto mengatakan, kegiatan ini untuk membekali awak redaksi majalah Arba’a agar memiliki kompetensi jurnalistik yang baik. “Majalah Arba’a menjadi salah satu media syiar sekolah, maka segenap awak redaksi harus dibekali kemampuan menulis berita yang efektif agar pesan yang disampaikan dapat diterima pembaca dengan baik,” urai pria alumnus UMSurabaya tersebut.
Peserta tampak antusias mengikuti sesi demi sesi materi yang disajikan. Muhammad Syaikhul Islam, salah satu peserta diklat mengungkapkan kesenangannya mengikuti acara tersebut. “Pelatihan ini sangat penting dan pastinya menambah wawasan saya bagaimana cara menulis berita yang baik dan efektif,” terangnya. (ICOOL)